Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (dok. Kemenag)
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (dok. Kemenag)

Jakarta, IDN Times - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas melakukan kick off program Realizing Education’s Promise - Madrasah Education Quality Reform (REP-MEQR) Tahun Anggaran 2023. Dalam kesempatan itu, Yaqut meminta kepada jajarannya untuk mengelola dana madrasah dengan hati-hati dan tanggung jawab.

"Saya tidak mau main-main dengan madrasah. Ini bagian dari pertaruhan kita atas generasi yang akan datang dan menjadi tanggung jawab kita di Kementerian Agama," ujar Yaqut dalam keterangannya di Surabaya, Kamis (26/1/2023).

1. Digitalisasi madrasah harus dilakukan secara menyeluruh

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam Konferensi Pers Peresmian RSPJ Extensi Arafah Asrama Haji Embarkasi Jakarta, Senin (19/7/2021). (youtube.com/Pertamedika Training)

Yaqut meminta, program digitalisasi madrasah dilakukan secara menyeluruh. Jangan sampai, kata dia, ada madrasah di daerah memaksakan pengadaan barang seperti laptop untuk digitaliasi, tapi fasilitas internetnya tidak ada.

"Jadi dikasih komputer dan laptop bagus-bagus dengan harapan bisa lebih cepat mengakses dunia di luar madrasah ternyata gak ada signal. Jangankan bicara signal, ada juga daerah yang belum tersentuh listrik. Ini menjadi problem. Nah ini karakter yang menurut saya harus hati-hati memperlakukan madrasah,"  kata dia. 

Yaqut menjelaskan, REP-MEQR ini menggunakan dana pinjaman dari Bank Dunia. Oleh karena itu, dia meminta kepada para stakeholder untuk mengelola dana tersebut dengan baik.

"Jadi saya harap sebagaimana pesan Bu Menteri Keuangan saat di UIN Malang, diingatkan agar dana yang dikelola ini jangan diperlakukan dengan curang, jangan ada korupsi dan harus dikelola dengan profesional," kata ucap dia.

"Madrasah yang membutuhkan dana ini sangat banyak. Hati-hati, sekali lagi hati-hati. Sebab ini adalah dana yang harus dipertanggungjawabkan," sambungnya.

2. Madrasah unggul dibanding sekolah lain meski dalam keterbatasan

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas (dok. Kemenag)

Lebih lanjut, Yaqut mengatakan, madrasah memiliki kekhasan tersendiri dibanding sekolah lain. Oleh karenanya, dia mengapresiasi keunggulan madrasah meski dalam keterbatasan.

"Kalau kita bicara lomba pintar-pintaran dengan sekolah lain, dengan segala keterbatasan yang dimiliki oleh madrasah, terutama anggaran, logikanya kita kalah dan tidak akan mampu mengejar sekolah-sekolah di luar Kemenag. Tetapi faktanya madrasah ternyata lebih unggul dibanding sekolah di luar madrasah," ucap dia. 

"Ini kenapa? Karena karakter yang diutamakan dalam madrasah sehingga membuat anak didik lebih kuat dan kreatif menghadapi persoalan-persoalan. Tolong karakter ini jangan sampai dipertaruhkan. Saya akan awasi perkembangan program ini day to day," kata dia lagi. 

3. Capaian program REP-MEQR

Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, M Ali Ramdhani (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Dalam kesempatan itu, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Ali Ramdhani menerangkan capaian program REP-MEQR. Ali menjelaskan, dana pinajaman Bank Dunia itu harus direalisasikan dari 2020-2024.

Program REP-MEQR dikemas dalam 4 komponen. Pertama, penerapan sistem Elektronik Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah (e-RKAM) secara nasional serta pemberian bantuan kinerja dan afirmasi madrasah.

Kedua, penerapan Sistem Penilaian Hasil Belajar di tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) melalui Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI). Ketiga, pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi guru, Kepala Madrasah, dan tenaga kependidikan madrasah.  

"Keempat penguatan Sistem untuk Mendukung Peningkatan Mutu Pendidikan," ujar Ali Ramdhani.

Serapan anggaran REP-MEQR terus naik selama tiga tahun pelaksanaan, yakni 42,04 persen (2020), 75,48 persen (2021), dan 90,28 persen (2022). 

"Target serapan anggaran proyek untuk tahun 2023 minimal 95 persen," imbuhnya.

Editorial Team