Restoran Nasi Bukhari di Madinah (IDN Times/Sunariyah)
Nasi Bukhari merupakan salah satu makanan yang bisa dengan mudah dijumpai di Arab Saudi. Secara penyajian dan penampakan hampir sama dengan Nasi Kebuli. Namun, orang-orang yang sudah sangat paham dengan makanan Arab, dengan tegas menyatakan Nasi Kebuli dan Bukhari berbeda.
Di Madinah terdapat beberapa restoran khusus Nasi Bukhari. Bahkan di Jeddah, restoran Nasi Bukhari ada di dekat hotel tempat kami menginap. Namun, saya dan teman-teman mencoba Nasi Bukhari di Jalan Torik Mator Madinah.
Di Warung Nasi Bukhari yang kami datangi, tempat duduknya lesehan. Satu porsi besar Nasi Bukhari bisa untuk 5 atau 6 orang. Sedangkan porsi kecil bisa untuk 3 atau 4 orang. Pengunjung makan dengan berkelompok duduk lesehan, mengelilingi 1 nampan nasi.
Nasi Bukhari di Madinah (IDN Times/Sunariyah)
Nasi bukhari merupakan nasi dengan bumbu rempah Arab yang di dalamnya terdapat kismis dan kacang Arab, juga bumb-bumbuan Arab. Di atas nasi, diletakkan dagung ayam atau daging kambing bakar. Di pinggir nasi, ada lemon dan bawang bombay ungu.
Ada sambal juga, tapi tidak seperti di Indonesia, sambal di Arab bukan cabe giling ayau ulek, melainkan tomat yang diblender kasar, sehingga bentuknya cair dan berasa asam.
Sepintas rasanya mirip Nasi Kebuli, namun rasa rempahnya tidak mendominasi, lumayan bisa menggugah selera, apalagi kambing atau ayam bakarnya sangat empuk dengan aroma yang wangi.
Harganya, 1 nampan dengan daging kambing 40 riyal, sedangkan pakai ayam 32 riyal. Untuk minuman, di resto-resto makanan Arab hanya tersedia air mineral dan soda. Satu botol kecil air mineral harganya setengah riyal, sedangkan 1 kaleng kecil minuman soda harganya 2 riyal. Kami makan 10 orang dengan 3 nampan nasi, 1 besar dan 2 kecil, menu kambing dan ayam, menghabiskan 160 riyal, tidak termasuk harga minuman.