Mengapa Pria Heteroseksual Tertarik Pada Waria?

JAKARTA, Indonesia — Awal pekan lalu, berbagai media dihebohkan dengan tewasnya seorang pria pejabat partai tingkat daerah yang diduga terkena serangan jantung saat sedang berhubungan seksual dengan seorang transgender wanita atau waria.
Kejadian ini membuat kaget banyak orang, termasuk pihak keluarga. Almarhum yang berusia 58 tahun itu hidup sebagai heteroseksual, memiliki seorang istri dan telah dikaruniai seorang anak.
Pria yang berhubungan seksual dengan pria
Di dunia Barat terdapat istilah Man who have Sex with Man (MSM) dan Woman who have Sex with Woman (WSW), yang tidak selalu disamakan dengan homoseksual. Istilah ini mulai dikenal sejak era 90-an. Berdasarkan penelitian Rebecca M. Young dan Ilan H. Meyer dalam jurnal yang diterbitkan oleh US National Library of Medicine, National Institute of Health, istilah MSM dan WSW lebih sering digunakan oleh mereka yang berada di lingkungan medis karena lebih berkaitan dengan perilaku, sementara homoseksual, biseksual, maupun heteroseksual lebih berkaitan dengan orientasi seksual.
Menurut Paul Varnell seperti yang ditulisnya dalam igfculturewatch.com, seiring berjalannya waktu semakin banyak laki-laki yang mengaku melakukan hubungan seksual dengan laki-laki tetapi tidak mengakui bahwa dirinya homoseksual maupun biseksual. Bahkan sebuah penelitian Reuters menunjukkan bahwa 10 persen pria yang menyatakan dirinya straight mengakui pernah melakukan hubungan seks dengan satu orang (atau lebih) pria.
Yang menarik, dalam penelitian yang sama juga ditunjukkan bahwa hanya 9 persen pria mengaku dirinya gay atau biseksual, sehingga sepertinya laki-laki yang berhubungan seksual dengan sesama jenis jumlahnya lebih banyak dari pada mereka yang mengakui gay atau biseksual.
Manusia bisa berhasrat dengan apa saja
Menurut dokter Ahli Neurologi, dr. Ryu Hasan, memiliki ketertarikan secara seksual dengan transgender baik wanita maupun pria tidak berbeda dari orientasi seksual lainnya karena pada dasarnya manusia bisa saja memiliki hasrat seksual dengan siapa pun dan apa pun.
“Pada dasarnya manusia ini jenisnya omniseksual, bisa horny ke apa saja,” katanya saat dihubungi Rappler pada Rabu, 21 Maret. Dokter Ryu bahkan menuturkan bahwa bisa ke spesies lain seperti binatang, tumbuhan, bahkan ke benda mati.
“Jadi yang namanya aktivitas seksual itu macam-macam bentuknya. Orang [laki-laki] bisa melakukan aktivitas seksual kepada misalkan, orang yang sebetulnya laki-laki tetapi dia memakai perhiasan atau pakaian atau riasan mirip perempuan.”
Menurutnya, kondisi tersebut dianggap aneh oleh sebagian orang karena memang tidak sering ditemukan. Untuk beberapa masyarakat, laki-laki yang berhubungan dengan laki-laki yang berpenampilan seperti perempuan bisa jadi adalah hal yang lazim. “Kalau tradisi Gemblak di masyarakat Reog Ponorogo itu lumrah, enggak ada masalah. Yang seperti ini kan tergantung tempat, tergantung waktu,” katanya.
Dokter yang cukup populer di media sosial ini pun menambahkan bahwa perilaku tersebut bukanlah bagian dari penyakit kejiwaan karena dalam Panduan Diagnosa Kejiwaan Indonesia yang berlaku sekarang di Indonesia dan seluruh dunia, orientasi seksual tidak boleh dianggap sebagai penyakit.
Ryu menambahkan, jika seorang pria sebelumnya telah menikah dan bahkan memiliki anak, pria tersebut pada dasarnya biseksual, bisa memiliki hasrat ke perempuan dan laki-laki. Atau bisa jadi orang tersebut memiliki orientasi omniseksual, yakni bisa tertarik ke apa saja.
Hidup dalam persembunyian?
Fakta-fakta di atas bisa menjadi pijakan untuk mencari jawaban dari pertanyaan di atas. Tapi perlu diingat pula, banyak dari pria yang mengaku heteroseksual belum tentu memiliki kecenderungan sebagai biseksual atau bahkan homoseksual. Tak menutup kemungkinan beberapa dari mereka melakukan perilaku MSM, meskipun secara sosial mereka sudah berumah tangga.
Hal ini bisa dipicu salah satunya karena masih banyaknya pro kontra terhadap orientasi seksual tertentu, baik dalam keluarga, hubungan kekerabatan, masyarakat umum, maupun di tingkat negara.
Faktor-faktor tersebut bisa jadi membuat banyak orang yang memilih untuk hidup “normal” dan menahan hasrat seksual mereka yang sebenarnya, yang sewaktu-waktu bisa saja keluar dan mengagetkan banyak orang disekitarnya. —Rappler.com