Berbicara inovasi, Victor memiliki pandangan pesimis akan usaha rokoknya. Ia mengatakan sudah tidak ada lagi inovasi di bisnis rokok selain filter. Bahkan Victor menyebut bisnis rokok bisa pumah pada suatu saat.
“Kita bilang di industri, ini inovasi terakhir kita kayaknya filter nih. Ya flavor breeze segala macam itu gimmick aja. Tapi kalau breakthrough gak banyak,” kata Victor tersenyum.
Victor menambahkan, dalam bisnis sejatinya tidak ada perusahaan yang akan kekal. Merujuk pada bisnis mercon keluarganya pada masa penjajahan Belanda dan Jepang sebelum beralih ke tembakau.
“Yang pasti kita tahu, gak ada industri kekal. Itu bisnis mercon karena pakai mesiu, tahun 1942, Jepang mau masuk, itu perusahaan kita ditutup sama Belanda. Karena Belanda gak mau mesiu yang ada di kita sampai di tangan Jepang. Sejak saat itu sampai hari ini, industri mercon ilegal di Nusantara,” kisahnya.
“Kita mengerti bahwa ini industri bisa kapan-kapan mundur atau hilang. Makanya di tempat kita sangat aktif di business development. Bisnis cycle-nya dari yang sekarang udah ada, kita terus investasi di BCA, Blibli dan Tiket.com, Polytron, itu karena kekhawatiran,” imbuhnya.
Meski pesimis akan inovasi, Victor mengatakan PT Djarum terus mengawasi langkah-langkah kompetitor dan melakukan banyak riset tentang konsumen yang mungkin belum dipenuhi.
“Jadi kita mesti punya tawaran yang pas dan terus tim kita pintar eksekusi. Ini gak gampang. Karena kita kerja sama ribuan orang dan 80 cabang di seluruh provinsi Indonesia dan untuk mengorganisir dan meyakinkan dan tim kita punya skill yang cukup gak semua orang bisa,” jelasnya.