Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi cuaca ekstrem. (IDN Times/Mardya Shakti)
Ilustrasi cuaca ekstrem. (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan prakiraan cuaca ekstrem yang akan terjadi selama sepekan pada 31 Oktober-6 November 2021.

Selama periode tersebut, diprediksi akan terjadi fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), serta aktifnya gelombang Rossby dan gelombang Kelvin.

Dilansir dari laman BMKG, Senin (1/11/2021), fenomena MJO merupakan antivitas intra seasonal yang terjadi di wilayah tropis. Fenomena ini dapat dikenali berupa adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik.

Fenomena MJO biasanya muncul setiap 30 hingga 40 hari. Lantas, apa itu gelombang Rossby dan gelombang Kelvin?

1. Gelombang Rossby dan gelombang Kelvin

Ilustrasi gelombang tinggi (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

BMKG juga menjelaskan terkait gelombang Rossby dan gelombang Kelvin. Kedua gelombang itu merupakan fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan pertumbuhan awan hujan. Skala pertumbuhannya luas di wilayah yang dilewatinya.

Gelombang Rossby memiliki siklus yang sama dengan MJO, yakni 30-40 hari. Sedangkan gelombang Kelvin siklusnya harian.

2. Intensitas hujan sedang hingga deras berpotensi terjadi

Ilustrasi hujan (IDN Times/Besse Fadhilah)

Karena adanya fenomena MJO, gelombang Rossby dan gelombang Kelvin, seluruh provinsi di Indonesia diprediksi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga deras dalam sepekan ke depan.

Pada 1 hingga 2 November 2021, BMKG memprediksi ada 10 provinsi banjir atau banjir bandang dengan status siaga.

Sepuluh provinsi tersebut antara lain Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.

3. BMKG imbau semua pihak terkait melakukan persiapan hadapi musim hujan

Ilustrasi banjir. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Selain itu, BMKG juga mengimbau kepada semua pihak untuk melakukan persiapan menghadapi musim hujan yang berpotensi terjadi bencana alam hidrometrorologi.

Berikut hal-hal yang harus dipersiapkan:

1. Tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
2. Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon dengan tidak terkontrol.
3. Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh, dan menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.
4. Melakukan penghijauan secara lebih masif.
5. Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi.
5. Menggencarkan secara lebih masif sosialisasi, edukasi dan literasi untuk meningkatkan pemahaman, kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat dan pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi).
6. Terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia, melalui:

a. Website BMKG https://www.bmkg.go.id, untuk prakiraan cuaca hingga level Kecamatan;
b. Akun media sosial @infobmkg;
c. Aplikasi iOS dan android "Info BMKG";
d. Call center 196 BMKG;
e. Atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.

Editorial Team