Jabal Rahmah, Arafah, Makkah (IDN Times/Umi Kalsum)
Siti Khadijah adalah seorang wanita yang menjalankan perannya dengan sebaik-baikn wanita di hadapan Allah SWT, mengabdikan diri kepada-Nya, tunduk dan patuh terhadap apa yang diperintahkan-Nya.
Begitu juga tanggung jawab saat mendampingi baginda Rasulullah SAW, keluarga dan anak-anaknnya. Sehingga Siti Khadijah menjadi teladan yang mulia, pelita dalam kegelapan dan sebagai petunjuk dalam kehidupan.
Siti Khadijah pada masih kecil dipanggil Ath-Thahirah yang artinya wanita yang suci. Khadijah layak mendapatkan panggilan ini karena ia waktu masih kecil sangat menjauhi semua hal-hal yang dapat merusak akhlaknya sesuai yang diajarkan ayahnya.
Waktu masih kecil kedua orang tuannya menjagannya dari dunia luar, sehingga Khadijah hanya diajarkan tentang beribadah kepada Allah SWT. Khadijah juga merupakan wanita yang sangat menjaga harga dirinnya. Sebagaimana banyak diketahui bangaimana kehidupan orang-orang Arab, baik pada masa jahiliyah maupun setelah turunnya wahyu.
Orang Arab sangat menyukai kehidupan malam seperti berpesta serta berfoya-foya dan disertai nyayian. Kegiatan malam itu biasannya diadakan Abu Lahab yang merupakan keluarga dekat kaum Quraisy. Abu Lahab memang terkenal selalul mengadakan acara pesta untuk melepaskan penat setelah seharian.
Penghibur pesta tidak lain adalah wanita-wanita yang berada di sekitar rumahnnya Abu Lahab dan Siti Khadijah. Terkadang, Khadijah lewat lalu lalang ke depan rumah yang sedang berpesta, namun ia sama sekali tidak pernah berpaling jika berjalan, dan tidak pernah terbesit dalam hatinya untuk mendekati acara tersebut.
Sebagaimana dikutip dari buku "Teladan Agung Wanita Mukminina" yang ditulis Ibrahim Muhammad Hasan, Khadijah memang jarang bergaul dengan wanita-wanita sebayanya. Seluruh wanita Makkah yang mengenal Khadijah, sangat mengetahui sifat dan kepribadian Khadijah yang pendiam dan tidak mau mendekati hal-hal yang menyebabkan terjerumus ke hal yang tidak baik.