Jeddah, IDN Times - Tiga lokasi utama yang menjadi tempat pelaksanaan puncak haji adalah Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ada yang menyingkat ketiga tempat ini dengan nama Armuzna, ada juga yang menyebutnya Armina.
Berbeda dengan Arafah dan Mina, Muzdalifah tidak terlalu banyak disebut. Bahkan sebagian hanya mengetahui Muzdalifah sebagai tempat bermalam (mabit) atau singgah sebentar di malam hari untuk mengambil batu kerikil yang akan dipakai lempar jumrah di Mina. Lalu seperti apakah daerah Muzdalifah dan bagaimana sejarahnya?
Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2023, yang juga Pengurus Lembaga Dakwah PBNU dan Wakil Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdul Muiz Ali dalam tulisannya yang dikutip, Minggu (1/6/2025) menjelaskan, Muzdalifah merupakan daerah terbuka di mana posisinya terletak antara Makkah dan Mina.
Luas Muzdalifah sekitar 12,25 km persegi dan berdekatan dengan wadi atau lembah Muhassir. Wadi Muhassir yang tidak termasuk area Muzdalifah ini, terletak di antara Mina dan Makkah. Dalam sejarah disebutkan, area lembah Muhassir merupakan tempat di mana Allah meluluhlantakkan pasukan gajah Raja Abrahah ketika hendak menghancurkan Ka'bah.