Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Dewan Pertimbangan PAN Amien Rais (kiri) usai membuka Rakernas PAN di Jakarta, Kamis (9/8). Dalam rakernas tersebut PAN secara resmi mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pilpres 2019. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Dalam sebuah negara demokrasi, partai politik yang merupakan pilar demokrasi memiliki fungsi menyalurkan aspirasi masyarakat. PAN sebagai partai nasionalis dan bernapaskan Islam memiliki visi mewujudkan masyarakat madani yang adil dan makmur.
Sebagai partai yang lahir dengan napas reformasi, PAN juga memiliki visi mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih di dalam negara Indonesia yang demokratis dan berdaulat.
Sedangkan, misi PAN antara lain mewujudkan kader yang berkualitas, membela rakyat, modern berdasarkan sistem dan manajemen yang unggul serta budaya bangsa yang luhur. Kemudian mewujudkan Indonesia baru yang demokratis, makmur, maju, mandiri dan bermartabat.
PAN juga memiliki misi mewujudkan tata pemerintahan Indonesia yang baik dan bersih, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tak hanya itu, misi PAN juga ingin mewujudkan negara Indonesia yang bersatu, berdaulat, bermartabat, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, serta dihormati dalam pergaulan internasional.
Tetap dengan tujuan utamanya mewujudkan kejayaan bangsa Indonesia, kini PAN hadir dengan optimisme dan tradisi baru. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan ingin menjadikan PAN sebagai rumah besar Indonesia, di mana semua kebijakan partai ini ke depan harus bertujuan demi kepentingan rakyat, memberantas kemiskinan, dan menghapus kesenjangan antara si kaya dan si miskin.
Selain itu, Zulkifli Hasan juga menggagas tiga program baru PAN yaitu revitalisasi, regenerasi, dan reunifikasi. Otonomisasi adalah langkah baru dalam perpolitikan di Indonesia, di mana pemilihan ketua DPD dan DPW menjadi wewenang dari DPD dan DPW masing-masing bukan lagi atas kehendak ketua umum.
Begitu pula dalam pemilihan calon wali kota atau bupati, gubernur, atau ketua DPRD provinsi, DPRD kabupaten atau kota, juga diserahkan sepenuhnya pada DPD atau DPW setempat. Sistem ini mirip dengan sistem desentralisasi dan otonomi daerah yang diterapkan oleh negara.
Di bawah kepemimpinan Zulkifli, PAN juga akan menyelenggarakan konvensi untuk memilih kader yang akan diusung sebagai calon presiden. Ini menjadi gebrakan baru untuk menghapus stigma bahwa ketua umum adalah segala-galanya di dalam partai.