Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi oleh Rappler Indonesia

JAKARTA, Indonesia — Seiring dengan meningkatnya pengguna internet dan smartphone di Indonesia, semakin banyak pula masyarakat yang tertarik melakukan kegiatan berbelanja secara online, tak terkecuali para ibu.

Dalam survei yang dilakukan theAsianparent akhir tahun lalu ditemukan bahwa setidaknya 73% dari 1093 ibu Indonesia yang disurvei mengaku berbelanja online lebih dari 2-3 kali setiap bulannya, dengan pengeluaran sebesar Rp 100.000 hingga Rp 300.000 per transaksi.

Perilaku belanja online para ibu di Indonesia

Pada dasarnya perempuan, bukan hanya yang telah menjadi ibu, memang suka berbelanja. Tetapi dengan bertambahnya peran sebagai ibu maka berbelanja online bisa menjadi kebutuhan.

Belanja online lebih diminati karena cenderung bisa dilakukan kapan saja. Berbeda dengan pasar atau pusat perbelanjaan yang memiliki waktu buka dan tutup, belanja secara online bisa dilakukan kapan saja. Jadi para ibu bisa melakukan belanja di sela-sela kesibukan mereka mengurus anak, suami, dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

Selain itu belanja online juga dianggap bisa menghemat waktu seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Ketika seorang ibu akan belanja keluar rumah maka ia harus mengalokasikan waktu untuk menyiapkan diri sendiri dan anak-anaknya. Bawaan yang harus dibawa juga bertambah.

Tak hanya itu, dengan tingkat kemacetan yang semakin tinggi di berbagai kota besar, semakin banyak pula waktu yang bisa dihemat dengan melakukan belanja online.

Alasan ketiga yang ditemukan lewat survei tersebut adalah bahwa belanja online membuat para ibu lebih mudah membandingkan harga dari satu toko dengan toko lainnya. Hanya dengan satu smartphone seseorang bisa membuka sekaligus e-commerce yang menjual barang yang sama. Dengan sangat efisien, para ibu bisa langsung mengetahui toko mana yang menjual barang dengan harga lebih murah.

Harga yang lebih terjangkau itu menjadi alasan utama para ibu dalam memillih platform belanja online, selain tentunya para penjual yang terpercaya serta promosi berupa gratis ongkos kirim.

Belanja online menjaga kewarasan

Menurut psikolog dari Rumah Dandelion Nadya Pramesrani, berbelanja secara online bukan lagi hanya dianggap sebagai kegiatan sampingan bagi para ibu, tetapi sudah menjadi kebutuhan tersendiri. Hal ini disebabkan karena seseorang yang berperan sebagai ibu memiliki tingkat risiko mengalami stres yang lebih tinggi. Seorang ibu memiliki risiko tinggi untuk mengalami kelelahan secara fisik, emosi, dan mental, karena sehari-harinya bekerja untuk memenuhi kebutuhan orang lain.

“Mereka menggunakan berbelanja atau online shopping ini sebagai cara ‘menjaga kewarasan’ mereka,” ujar Nadya dalam acara peluncuran hasil survei theAsianparent pada Rabu, 14 Februari.

Kegiatan berbelanja memang terbukti memberikan perasaan menyenangkan. Saat seorang perempuan berubah peran dari single atau istri menjadi seorang ibu maka rasa senang itu akan bertambah jika mereka berbelanja untuk anaknya. Apa bila barang yang dibeli bisa meningkatkan kualitas antara si pembeli dengan orang lain, menurut Nadya itu bisa disebut sebagai belanja yang sehat dan menyenangkan, oleh karena itu akan meningkatkan kepuasan si pembeli.

“Jadi kalau barang yang dibeli itu rasanya ada manfaat untuk orang lain, tingkat kepuasan itu akan lebih meningkat,” katanya.

Hati-hati dampak negatif dari belanja online

Berbelanja online memang memiliki dampak positif, namun juga tidak terhindar dari dampak negatif, terutama yang terkait dengan penyesalan setelah impulsif berbelanja.

Karena berbelanja online cenderung lebih mudah dan efisien, maka dampak negatif berupa penyesalan dan utang menjadi lebih sulit untuk dihindari.

Salah satu ciri jika seseorang telah berbelanja dengan berlebihan adalah jika sering muncul second thoughts setelah membeli barang. Menurut Nadya Pramesrani bisa jadi itu adalah cara tubuh untuk memperingatkan kita.

“Mungkin itu sudah warning dari badan kita kalau mungkin kita sudah kebanyakan berbelanja,” katanya.

Untuk menghindari berbelanja online secara berlebihan, seorang ibu sangat didorong untuk juga melakukan kegiatan lain yang diperuntukan dengan tujuan menjaga kewarasan mereka. Cara yang utama adalah untuk tetap bersosialisasi secara langsung dan memaksa diri untuk keluar rumah.

“Interaksinya kan beda antara telepon dengan tatap muka. Jadi ajaklah anak keluar rumah, pergi jalan-jalan,” ujar Nadya.

Tak hanya itu, yang juga tak kalah penting adalah untuk benar-benar menyisihkan waktu me time. Karena setiap harinya ibu selalu melakukan sesuatu untuk orang lain, maka demi menjaga kewarasan, maka mereka membutuhkan waktu yang benar-benar dialokasikan untuk mereka sendiri.

“Lakukanlah kegiatan untuk dirinya sendiri, no matter how small that is.”

—Rappler.com

Editorial Team