botol plastik aneka warna (https://www.pexels.com/id-id/@mali/)
Jadi dampaknya, ya, memperbesar timbulan sampah plastik, sampah plastik sudah didaur ulang yang packaging, terus menimbulkan masalah kesehatan. Kalau dia nanti terurai oleh proses alami, terpecah-pecah jadi partikel-partikel kecil, jadi mikroplastik akan jadi gangguan kesehatan kalau terhirup ke pernapasan, terus masuk ke darah, terus masuk dikonsumsi oleh ikan misalnya, kita makan ini (ikannya) akan berdampak pada kesehatan manusia.
Kami di WALHI maupun di Alliance Zero Indonesia mengkritisi program ini, baik di konteks sampah makanan dari program utamanya maupun dari kemasan makanan itu sendiri yang akan menggunakan plastik sekali-sekali.
Ya, pendekatan paling penting itu kan pengurangan. Kan justru ini program pemerintah ya aku mau mengingatkan. Program pemerintah itu kan dua hal, ya, untuk menangani sampah termasuk plastik, satu pengurangan, dua penanganan.
Nah, pengurangan ini sesuatu yang paling penting karena akan sangat sulit jika pemerintah berkutat dengan masalah sampah yang makin besar kalau tidak ada pengurangan. Di program pengurangannya sudah banyak yang dilakukan, kan ada kelarangan plastik sekali pakai, misalnya di Jakarta atau di ratusan kabupaten/kota yang lain.
Terus di program pengurangan sampah plastik di sekolah-sekolah, ini aku sebetulnya sudah sampaikan. Program pemerintah nanti, Prabowo-Gibran dengan menggunakan kemasan sekali pakai ini justru kontradiktif dengan usaha Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dia kan punya surat edaran tahun 2019 untuk meminta sekolah-sekolah atau instansi di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Termasuk kemasan makanan, air minum dalam kemasan.
Jadi kontradiktifnya, sekolah-sekolah yang Kementerian Pendidikan menganjurkan pengurangan plastik sekali pakai, justru dengan program ini malah kontradiksi dengan upaya pengurangannya. Harusnya kan ini jadi prioritas.
Kemudian KLHK juga punya program sekolah adiwiata. Nah, salah satu yang dorong oleh sekolah adiwiata atau sekolah berwawasan lingkungan itu, ya, pengurangan sampah, selain juga pengolahan sampah yang untuk organik, terus pengolahan sampah yang didaur ulang. Tapi intinya memaksimalkan upaya pengurangan plastik sekali pakai di lingkungan sekolah.
Jadi, kayak ini program pemerintah yang kontradiktif dengan program pemerintah yang lain terutama Kemendikbud dan KLHK yang mendorong sekolah-sekolah, instansi pendidikan itu justru terlibat lagi dalam upaya pengurangan sampah, terutama plastik sekali pakai.