Pengunjung Candi Muarajambi saat menikmati duku, Sabtu (22/2)/IDN Times/Ramond EPU
Bukan hanya di Candi Kedaton, di sekitar Candi Gumpung juga banyak terdapat pohon duku. Apalagi di kebun warga yang bisa ditempuh berjalan kaki di kawasan candi Buddha terbesar di Asia Tenggara ini. Dengan luas kawasan 3.981 hektar, Candi Muarajambi berada di antara desa dan kebun warga.
Seperti kebun milik Abdul Haviz, tak jauh dari candi Kedaton. Bersama beberapa temannya, Abdul Haviz di akhir pekan memanen duku yang sudah dinantinya setahun lalu. "Kalau pengunjung datang ke kebun duku warga, silakan makan sepuasnya," kata pria yang akrab disapa Ahok ini, Sabtu (22/2).
Cara memanen duku di Muarajambi biasanya dengan menggunakan jasa pemanjat. Dengan cara memetik langsung dari pohon duku dan dimasukkan ke dalam karung yang sudah disiapkan. Jika karung sudah terisi penuh, maka karung yang penuh buah duku akan diturunkan ke bawah menggunakan tali. "Dengan cara ini, duku yang kita panen akan lebih bersih," katanya.
Setelah itu, duku akan dikumpulkan di atas terpal untuk dipilih. Duku pecah dan masih hijau akan dibuang. Sehingga, duku yang benar-benar bersih dan layak dimakan akan dimasukkan ke dalam karung. "Duku untuk dijual harus dengan kualitas terbaik. Hari ini sudah hampir tiga ratus kilogram terkumpul," ungkap Ahok.