Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Ilustrasi (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Jakarta, IDN Times - Kalimantan Timur menjadi provinsi dengan titik panas atau hot spot yang berpotensi menjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terbanyak di Indonesia per Jumat (21/8/2020). Jumlah hot spot-nya yaitu, 33. Angka tersebut mengalami kenaikan dari minggu sebelumnya yang hanya 4 hot spot.

Sedangkan, Kalimantan Barat menjadi provinsi kedua dengan hots pot terbanyak. Jumlah hot spot-nya yaitu 17. Turun secara drastis dari minggu sebelumnya yang mencapai 173 titik. Data tersebut dikutip dari informasi titik panas mingguan di situsweb Sipongi.

1. Sebaran hot spot karhutla di Indonesia per 21 Agustus 2020

Dok.IDN Times/Istimewa

Berikut daftar sebaran hot spot karhutla di Indonesia per hari ini, Jumat 21 Agustus 2020:

1. Jawa Timur (1)
2. Kalimantan Barat (17)
3. Kalimantan Timur (33)
4. Kalimantan Utara (9)
5. Maluku (4)
6. Nusa Tenggara Barat (1)
7. Nusa Tenggara Timur (10)
8. Riau (1)
9. Sulawesi Tenggara (2)

2. Luas karhutla di 2020 sudah mencapai 64.600 hektar

Karhutla Dusun Sigumoi Sumut (Dok. BNPB)

Pada informasi situsweb Sipongi, tercatat bahwa karhutla pada 2020 sudah mencapai 64.600 hektare. Luas karhutla tersebut dihitung berdasarkan analisis citra satelit landsat 8 OLI/TIRS yang overlay dengan data sebaran hot spot.

"Serta laporan hasil ground check hot spot dan laporan pemadaman yang dilaksanakan manggala agni," tulis KLHK melalui website Sipongi, Jumat.

3. Akses Sipongi untuk mendapatkan informasi terupdate terkait karhutla

Karhutla Dusun Sigumoi Sumut (Dok. BNPB)

Sipongi, website yang dikembangkan oleh Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK berfungsi untuk menjadi rujukan utama informasi karhutla di Indonesia. Publik dapat mengaksesnya melalui laman www.sipongi.menlhk.go.id.

Sistem informasi Sipongi menjadi dasar untuk mencegah terjadinya karhutla melalui deteksi dini hot spot serta menjadi sumber informasi paling valid untuk masyarakat.

"Karena sering terjadi salah pengertian di masyarakat terkait hot spot. Masyarakat seringkali mengira bahwa hot spot atau titik panas sama dengan fire spot atau titik api, padahal berbeda. Sehingga perlu ada sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait hot spot dan fire spot ini. Data lengkap hot spot dan fire spot ada di Sipongi," kata Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL) Basar Manullang, dalam keterangan tertulis, Kamis 20 Agustus 2020.

Editorial Team