Muhammad Abid Al Akbar, Ketua Dewan Eksekutif UIN Jakarta dalam Talkshow Series #GenZMemilih "Jurus Jubir Muda Partai Gaet Gen Z" by IDN Times (IDN Times/Besse Fadhilah)
Ketua Dema UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Muhammad Abid Al Akbar, menilai, sebenarnya ada banyak cara yang bisa ditempuh capres dan cawapres untuk mengantongi kemenangan pada Pilpres 2024 mendatang.
Mengingat 2024 nanti didominasi oleh pemilih muda, maka capres dan cawapres harus punya gagasan serta visi dan misi yang jelas. Generasi milenial dan z juga dianggap cerdas dan tidak tergiur dengan adanya transaksi maupun manuver politik yang dilakukan parpol
"Saya kira, hal yang paling utama, capres dan cawapres harus fokus terhadap visi misi. Di sisi lain, ada transaksi antar politik, koalisi antar parpol, saya kira itu tidak terlalu berpengaruh untuk menumbuhkan kesadaran anak muda. Tapi yang bisa lebih menarik adalah ketika capres dan cawapres menawarkan gagasan yang konkret untuk anak muda," ucap Abid saat dihubungi IDN Times, Kamis (23/2/2023).
Gagasan yang dilontarkan capres dan cawapres pun harus logis sehingga yang ditawarkan tidak hanya untuk menggaet elektoral belaka, tetapi mampu menampung keinginan pemilih muda. Salah satunya gagasan mengenai Indonesia Emas tahun 2045, di mana usia produktif akan mendominasi.
"Misalnya, kita kan mau masuk era bonus demografi, apa yang bakal dilakukan capres cawapres untuk menghadapi bonus demografi, yang anak muda usia produktif lebih banyak? Karena Indonesia Emas 2045 itu yang akan mengisi, ya, anak muda sekarang," kata dia.
Di samping itu, kata Abid, capres dan cawapres juga harus bisa melihat peluang memanfaatkan teknologi digital. Gagasan yang ditawarkan tidak diberikan melalui saluran konvensional. Tim sukses (timses) capres dan cawapres harus jeli memberikan gagasan melalui media sosial.
"Tipikal anak muda hari ini kan gak suka baca yang panjang-panjang, berita terlalu berat gitu, yang penting singkat, padat, jelas, dalam bentuk video seperti TikTok," tutur dia.
Namun yang perlu menjadi catatan, gagasan tersebut tidak hanya sekadar strategi politik untuk menggaet suara pemilih muda. Capres dan cawapres harus punya gagasan yang nyata untuk diterapkan saat nantinya terpilih.
"Tentu yang tidak normatif, ya, jadi tidak hanya ocehan belaka. Kita bosan dengan janji akan berantas korupsi, usut HAM, menyejahterakan masyarakat, itu sudah jadi kewajiban. Jadi jangan diucapkan lagi, tapi langkah konkret apa yang ditawarkan, bahwa 'Anda tuh ngapain mau jadi Presiden?" imbuh Abid.