Sebelum bangunan direstorasi pada 2009 dan selesai 2011 di bawah arahan Direktur KAI waktu itu Ignasius Jonan (sekarang Menteri ESDM), Lawang Sewu terkenal dengan aura mistisnya. Tiap pengunjung yang datang pasti mengasosiasikan Lawang Sewu dengan wisata angker. "Ya memang betul. Sebelum tertata, acak adul, gak ada jam kunjungan, bangunan kotor, gak ada penerangan angker, wisata ini memang terkenal angker dan mistis," Krisdani, salah satu pemandu wisata resmi yang kini ada di Taman Lawang.
Oh ya, keberadaan pemandu wisata ini juga menjadi salah satu upaya Lawang Sewu memperbaiki citranya. Krisdani atau lebih suka disapa Handung, berperan besar menginformasikan apa-apa yang sekarang sedang dikembangkan Lawang Sewu, termasuk menepis isu yang dulu kadung melekat. Jika kamu pergi ke sini beramai-ramai tak ada salahnya menyewa pemandu. Lagian, mereka ramah dan tahu spot-spot foto yang bakal hits di media sosial Instagram-mu.
Dari Handung juga, IDN Times mendapat cerita tentang banyaknya pengunjung kesurupan waktu dulu. Tiap dua hari sekali kata dia, ada yang kerasukan. Suatu waktu kata Handung ada pengunjung perempuan yang terpisah dari rombongan duduk menyendiri di teras bangunan. "Saya amati aneh, udah kerasukan tuh," kata dia seraya menujuk lokasi pengunjung itu. Saat bercerita kami sedang berada di bawah pohon mangga yang ada di taman bagian dalam gedung. Dan tahukah usia pohon mangga nan rindang, yang banyak dimanfaatkan sebagai tempat istirahat pengunjung setelah letih berjalan? 100 tahun!
Handung sudah terbiasa menghadapi kejadian seperti itu kala Lawang Sewu masih belum tertata seperti sekarang. Tempat ini bahkan menjadi hits dengan mistisnya kala menjadi lokasi syuting acara-acara tantangan melihat hantu oleh salah satu stasiun televisi nasional.