Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku telah meminta kepada PT Bio Farma agar mengurangi seremoni terkait distribusi vaksin COVID-19. Sebelumnya, beredar luas video ketika PT Bio Farma menggelar seremoni untuk menandakan vaksin CoronaVac resmi didistribusikan ke-34 provinsi.
Video yang diunggah ke media sosial pada Selasa, 5 Januari 2021 dikritik luas oleh publik karena dinilai seremoni itu tidak dibutuhkan. Apalagi jumlah warga yang terpapar COVID-19 sudah menembus angka 700 ribu lebih.
"Saya sudah bilang ke Bio Farma agar hal-hal seremoni begini dikurangi. Prihatin karena masyarakat banyak yang kena (COVID-19). Sudah diterima (masukannya)," ungkap Budi ketika berbicara di program Mata Najwa yang tayang di stasiun Trans 7 pada Rabu, 6 Januari 2021.
Saat ini, vaksin CoronaVac yang diimpor dari Tiongkok sudah tiba di 34 provinsi di Indonesia sejak didistribusikan pada 3 Januari 2021 lalu. Namun, hingga kini izin edar darurat (EUA) belum dirilis oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Begitu pula fatwa halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Mengapa Kementerian Kesehatan tak memilih menunggu EUA dikeluarkan baru vaksin didistribusikan ke semua daerah di Indonesia?