Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
teks foto  Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin, dalam acara pembukaan International Military Medicine Symposium and Workshop (IMEDIC) ke-2 diselenggarakan  22-24 Oktober 2025 di Jakarta. Foto: Dokumen IMEDIC
teks foto Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin, dalam acara pembukaan International Military Medicine Symposium and Workshop (IMEDIC) ke-2 diselenggarakan 22-24 Oktober 2025 di Jakarta. Foto: Dokumen IMEDIC

Intinya sih...

  • Menkes menekankan pentingnya upaya promotif-preventif untuk menjaga kesehatan ratusan juta masyarakat Indonesia agar lebih efisien, murah, dan berdampak jangka panjang.

  • Menkes menyoroti menurunnya dukungan pembiayaan global untuk sektor kesehatan yang menuntut Indonesia memiliki sistem pendanaan yang lebih mandiri.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan, percepatan transformasi kesehatan nasional berfokus pada dua tujuan utama, yaitu meningkatkan usia harapan hidup dan usia harapan hidup sehat masyarakat Indonesia.

Pernyataan ini disampaikan dalam The 3rd Indonesia Health Partners Meeting (IHPM) 2025, yang mengusung tema “Harmony for Indonesia Health Transformation Acceleration” di Balai Kartini, Jakarta, Senin (8/12/2025). Menkes menekankan target peningkatan usia harapan hidup dari 72 menjadi 75 tahun serta usia hidup sehat dari 60 menjadi 65 tahun melalui strategi promotif–preventif yang menekankan pentingnya menjaga masyarakat tetap sehat.

“Kita ingin hidup sehat karena kita ingin hidup panjang. Target kita menaikkan usia harapan hidup dari 72 menjadi 75 tahun, dan usia hidup sehat dari 60 menjadi 65 tahun. Strateginya sederhana, keep people healthy, don’t let them get sick. Mencegah lebih baik dan jauh lebih murah dibanding mengobati,” kata Budi, dikutip dari siaran pers, Kamis (11/12/2025).

1. Menjaga 260 juta jiwa tetap sehat lebih baik dari mengobati 30 juta jiwa

Seorang lansia mengikuti cek kesehatan gratis pada layanan Speling Melesat di CFD Jalan Menteri Supeno Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Menkes mengatakan, mayoritas penduduk Indonesia, yakni 260 juta jiwa, masih berada dalam kondisi sehat dan harus menjadi pusat perhatian upaya promotif-preventif. Menurut dia, mengobati 30 juta orang sakit tidak akan seefektif menjaga ratusan juta masyarakat tetap sehat. Oleh karena itu, strategi pencegahan dipandang sebagai langkah yang lebih efisien, murah, dan berdampak jangka panjang.

“Mengobati orang sakit hanya menyentuh 30 juta penduduk. Menjaga 260 juta tetap sehat adalah strategi yang jauh lebih efektif,” ujar dia.

2. Tantangan biaya global

Wakil Menteri Kesehatan akan mengunjungi pelaksanaan CKG di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3,Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Kamis (6/11/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Dalam forum tersebut, Menkes juga menyoroti menurunnya dukungan pembiayaan global untuk sektor kesehatan yang menuntut negara berkembang, termasuk Indonesia, untuk memiliki sistem pendanaan yang lebih mandiri.

“Menunda lima tahun berarti lebih dari 30 ribu perempuan Indonesia meninggal setiap tahun akibat kanker serviks. Kalau kita percepat satu tahun, kita bisa menyelamatkan puluhan ribu nyawa,” kata dia.


3. Konsolidasi dukungan mitra internasional

Wakil Menteri Kesehatan akan mengunjungi pelaksanaan CKG di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3,Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Kamis (6/11/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

IHPM 2025 turut menghadirkan mitra pembangunan bilateral dan multilateral, filantropi, organisasi internasional, akademisi, serta sektor swasta. Forum ini menjadi ruang konsolidasi untuk menyelaraskan dukungan berbagai pihak terhadap roadmap transformasi kesehatan Indonesia hingga 2030.


Editorial Team