Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD membantah situasi yang terjadi di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, mencekam sejak Senin, 7 Februari 2022. Menurut Mahfud, itu hanya penggambaran di media sosial. Ia menegaskan Desa Wadas dalam kondisi kondusif dan damai, terutama pada pekan ini.
"Yang tidak percaya silakan saja ke sana (Desa Wadas), tempat itu terbuka (untuk dikunjungi)," ungkap Mahfud ketika memberikan keterangan pers, Rabu (9/2/2022) yang dikutip dari YouTube Kemenko Polhukam.
Desa Wadas pada pekan ini menjadi sorotan lantaran sebagian warga menolak kehadiran 70 petugas Badan Pertanahan Negara (BPN) yang ingin melakukan pengukuran tanah. Di desa ini akan dibangun Bendungan Bener dan dilakukan penambangan batu andesit.
Total lahan yang dibutuhkan untuk penambangan dan bendungan mencapai 145 hektare. Lalu, ditambah area 8,64 hektare untuk akses jalan menuju ke proyek pertambangan. Proses penambangan rencananya menggunakan metode blasting atau bahan peledak.
Pada jumpa pers tadi siang, Mahfud juga mengklarifikasi tak ada tindak kekerasan yang menimpa warga Wadas. Persepsi tersebut muncul, kata dia, karena muncul framing di media sosial.
Sebanyak 64 warga Wadas, menurut Mahfud, bukan ditangkap, melainkan diamankan agar tidak mengganggu jalannya proses pengukuran tanah. Lalu, bagaimana nasib mereka kini?