Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dalam wawancara cegat dengan wartawan usai rapat kerja dengan Komisi I DPR RI, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2025) (IDN Times/Lia Hutasoit)
Meutya yang baru saja pulang dari AI Action Summit di Prancis mengatakan, Indonesia saat ini sedang berusaha untuk menjadi salah satu pemimpin khususnya untuk mengadopsi kecerdasan buatan (AI) bagi negara-negara ekonomi berkembang.
"Kita harus ingatkan, AI ini bukan menjadi dikte para negara besar, tapi justru harus memperhatikan ekonomi berkembang seperti Indonesia," ujar Meutya.
Dia menegaskan, AI menjadi amat penting saat ini karena memang akan banyak merevolusi cara hidup dalam berbagai sektor, termasuk informasi.
"Jadi, sudah amat tepat kalau FJPI juga meneruskan kerja-kerja literasi khususnya di bidang AI sehingga jurnalis-jurnalis perempuan akan siap, mampu beradaptasi di tengah gempuran teknologi AI ke depan yang kita tahu berjalan sangat cepat," ujarnya.
Menurut Meutya, teknologi harus menjadi milik semua orang. Jadi, masyarakat harus bisa diuntungkan dan dalam hal ini, informasi menjadi lebih mudah diakses semua orang.
"Indonesia juga saat ini sedang merumuskan seperti apa etika-etika untuk AI khususnya juga di bidang jurnalistik," ujar Meutya.
Tema yang diusung dalam webinar motivator di Kongres FJPI yakni 'Berdaya di Era AI', sangat kontekstual dan tepat sasaran. Meutya berharap FJPI dapat terus berjaya dalam kepemimpinan yang baru.