Jakarta, IDN Times - Kelompok relawan Pro Jokowi (Projo) angkat bicara soal desakan agar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, mundur karena gagal mencegah terjadinya serangan siber.
Akibata serangan siber ransomware Pusat Data Nasional Sementara (PDNS 2) itu, server data di 282 instansi atau lembaga dikunci peretas. Padahal, banyak dari server tersebut terkait dengan layanan ke publik.
Sekretaris Jenderal Projo, Handoko, mengatakan desakan agar Budi mundur dari kursi Menkominfo merupakan bagian dari residu Pilpres 2024.
"Dari tim monitoring yang dilakukan oleh tim, itu (desakan) datang dari tokoh-tokoh yang kami identifikasi adalah mereka yang secara politik kemarin berseberangan dalam konteks Pilpres 2024," ujar Handoko ketika memberikan keterangan pers di kantor DPP Projo, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2024).
Handoko mengatakan pemenang Pilpres 2024 belum dilantik. Masih tersisa tiga bulan lagi hingga momen pelantikan pada Oktober mendatang.
"Artinya, tentu upaya politik yang terkait dengan proses tersebut sangat mungkin dilakukan," katanya.
Apalagi, kata Handoko, saat ini pemerintah tengah memerangi praktik judi online. Sehingga, kata dia, sangat terbuka peluang serangan siber ransomware merupakan serangan balik terhadap pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Posisi Budi Arie sendiri, kata Handoko, berada di garis terdepan ketika menyangkut isu Pilpres 2024.