Sekjen PBB, Antonio Guterres, saat sedang menghadiri perayaan ulang tahun PBB ke-75 pada tanggal 23 Oktober 2020 lalu. (Twitter.com/antonioguterres)
Retno lebih lanjut mengatakan bahwa selama berlangsungnya SMU PBB, sejauh ini sudah terjadwal sekitar 28 pertemuan yang akan ia jalani. Ia menyebut banyak dari pertemuan yang akan ia hadiri masih belum memiliki jadwal karena sejumlah kendala, seperti sulitnya mencocokkan waktu yang pas untuk melakukan pertemuan.
“Karena masing-masing Menlu sibuk dengan jawal masing-masing,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa dari 28 atau selama berlangsungnya SMU PBB dalam semua pertemuan, secara garis besar beberapa isu yang sudah dan akan dibawa oleh Indonesia antara lain yakni kerja sama mengatasi pandemi, termasuk bagaimana Indonesia bekerja sama mempersempit gap vaksin antara negara maju dan berkembang.
“Selain isu ini memang sudah menjadi prinsip Indonesia untuk terus diperjuangkan dari sejak awal pandemi, saya juga terus mendorong dan menyampaikan isu ini karena memiliki tanggung jawab tambahan, yaitu sebagai salah satu Co-Chairs COVAX Advance Market Commitment (AMC) Engagement Group,” katanya.
“Jadi saya akan terus menyuarakan isu kesetaraan vaksin bagi semua negara,” tambah Retno.
Ia juga mengatakan akan mengusung isu lain seperti kerja sama untuk pemulihan ekonomi. “Dan ketiga, pada saat para Menteri Luar Negeri bertemu mereka akan bicara merespon beberapa isu yang menjadi perhatian dunia saat ini, antara lain Myanmar dan Afghanistan,” jelasnya.