Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Tri Rismaharini dalam Forum AHSF di Makassar, Selasa (11/10/2023)/dok Humas Kemensos
Menteri Tri Rismaharini dalam Forum AHSF di Makassar, Selasa (11/10/2023)/dok Humas Kemensos

Makassar, IDN Times - Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, mengatakan, jumlah sekolah di Indonesia meningkat tetapi tidak diiringi dengan jumlah pendidik terlatih.

Berdasarkan data Bank Dunia tahun 2021, kata dia, jumlah sekolah inklusif di Indonesia meningkat secara signifikan, yaitu dari 3.610 pada tahun 2015 menjadi 28.778 pada tahun 2020.

"Masih terdapat tantangan besar, termasuk fakta bahwa kurang dari 13 persen sekolah inklusif memiliki pendidik yang terlatih dalam pendidikan inklusif," ujar Risma dalam The ASEAN High Level Forum (AHLF) on Enabling Disability-Inclusive Development and Partnership beyond 2025 di Makassar, Selasa (10/10/2023).

Risma mengatakan, Indonesia telah menerapkan sistem pendidikan inklusif sehingga anak berkebutuhan khusus mempunyai hak yang sama untuk bersekolah di sekolah reguler.

1. Pendidikan kewirausahaan di sekolah bagi siswa difabel

Forum Tingkat Tinggi ASEAN untuk Disabilitas di Makassar, Selasa (10/10/20230). (IDN Times/ Dini Suciatiningrum)

Selain kualitas pendidik, kata Risma, tantangan lainnya mencakup fasilitas dan akses terhadap alat bantu serta kesiapan sekolah inklusif untuk memberikan pembelajaran kemandirian/kewirausahaan.

Dia menekankan, pendidikan kewirausahaan di sekolah bagi murid difabel berperan penting. Hal ini juga menjadi mekanisme paling efektif untuk meningkatkan perekonomian suatu negara.

"Pengembangan keterampilan kewirausahaan tidak hanya mendorong inovasi dan produktivitas tetapi juga membantu menciptakan lapangan kerja, bukan sekadar mencari lapangan kerja," ujar Risma.

2. Keterampilan kewirausahaan melalui sistem pendidikan

Siswa SLB Surya Gemilang mengikuti kelas keterampilan tata rias. IDN Times/Dhana Kencana

Risma menerangkan, keterampilan kewirausahaan bagi murid difabel melalui sistem pendidikan sebagai upaya memajukan pendidikan kewirausahaan.

"Tujuan kami adalah membekali mereka dengan keterampilan yang akan berkontribusi pada perekonomian bangsa," katanya.

3. Kewirausahaan berikan perlindungan sosial

(Ilustrasi) ANTARA FOTO/Adwit B Pramono

Risma menambahkan, Kementerian Sosial berperan penting dalam meningkatkan kesempatan pelatihan bagi penyandang difabel dengan tujuan mendorong mereka menjadi wirausaha mandiri.

"Penting untuk dicatat bahwa tujuan kewirausahaan tidak hanya sekedar pengentasan kemiskinan, melainkan menciptakan lapangan kerja dan memberikan perlindungan sosial yang lebih baik bagi penyandang difabel," imbuhnya.

Editorial Team