Program Jagoan Tani di Banyuwangi. IDN Times/Istimewa
Ipuk mengutip hasil Sensus Pertanian nasional di mana disebutkan hanya ada 12 persen petani berusia di bawah 35 tahun. Adapun jumlah petani berusia di atas 45 tahun mencapai 61,8 persen.
”Jika tak ada regenerasi, ke depan semakin sedikit anak muda yang menggeluti pertanian. Jagoan Tani hadir untuk menghadirkan paras sektor pertanian yang lebih menarik, ada sentuhan inovasi dan digitalisasinya, sehingga kita berharap anak-anak muda mau melirik pertanian termasuk di dalamnya perkebunan, perikanan, peternakan,” ujarnya.
”Sekarang kita transformasikan menjadi lebih terintegrasi. Bukan hanya ide atau rintisan bisnis pertanian dikompetisikan, tapi juga ada mentoringnya, dikoneksikan dengan perbankan, dan disediakan lahan untuk usaha. Juga tentu ada hadiah Rp120 juta untuk stimulus modal,” tambahnya.
Sejumlah mentor bakal dihadirkan untuk 'mencuci otak' anak muda Banyuwangi terkait konsep bisnis pertanian modern. Ada dosen hingga ada praktisi. Terbaru, Menteri Investasi Bahlil juga siap menjadi mentor.
”Saya sudah kontak Direktur Transformasi Bisnis PT Pupuk Indonesia Pak Panji Winanteya, beliau mau menjadi mentor anak-anak muda untuk masuk ke bisnis pertanian. Juga ada Pak Ipang Wahid, pelaku ekonomi kreatif nasional yang kini menggeluti agribisnis,” imbuhnya.
Ipuk menambahkan, konsep Jagoan Tani semakin terintegrasi karena juga ada fase presentasi ke perbankan. Program Jagoan Tani sendiri bisa dipantau melalui media sosial @jagoantanibanyuwangi.
"Saya inginnya bukan hanya perbankan, tapi juga ada pengusaha, ada investor, yang bisa melihat bagaimana anak-anak muda ini presentasi ide gilanya soal dunia pertanian, sehingga nanti bisa dibiayai,” ujarnya.
"Berbarengan dengan program Jagoan Tani ini jalan, dinas terkait juga akan mendampingi, seperti untuk urus perizinan, sehingga benar-benar akan menjadi real bisnis, bukan hanya ide bisnis yang tidak dieksekusi,” kata Ipuk.