(Dok. Kementerian Kebudayaan)
Fadli Zon juga menekankan pentingnya meningkatkan pemahaman generasi muda terhadap makna keris dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Menurutnya, pengetahuan merupakan awal dari tumbuhnya kesadaran dan komitmen dalam melestarikan budaya bangsa.
“Dengan warisan budaya yang sangat beragam seperti wayang, batik, dan keris, kita harus
memastikan generasi mendatang tetap memiliki kedekatan dengan akar budayanya,” kata Fadli Zon dalam acara yang juga dihadiri Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo itu.
Fadli mendorong sinergi antara pemerintah di berbagai tingkatan, lembaga pendidikan, serta para pegiat budaya agar Hari Keris Nasional bukan hanya menjadi peringatan simbolik, tetapi juga mendorong lahirnya berbagai kegiatan edukatif dan promosi budaya.
Ia menyebut berbagai media seperti podcast, film dokumenter, diskusi, dan pameran sebagai sarana literasi budaya yang relevan di era digital. Lebih lanjut, Fadli menyampaikan harapannya agar keris dapat menjadi bagian dari diplomasi
budaya Indonesia di kancah global. Ia mencontohkan Presiden Prabowo Subianto yang kerap menghadiahkan keris kepada para pemimpin dunia sebagai simbol penghormatan dan identitas bangsa.
“Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, yang tak ada bandingannya di
dunia. Dari wayang hingga batik, dari kris hingga tari Bali, semuanya mencerminkan identitas kita sebagai bangsa yang kaya akan tradisi,” ujar Fadli Zon, sambil mengapresiasi upaya pemerintah dalam memperjuangkan pengakuan internasional terhadap kekayaan budaya Indonesia.