Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Intinya sih...

  • Siklon Tropis Senyar sebabkan hujan ekstrem di Sumatra

  • Delapan perusahaan diduga kontribusi memperparah banjir

  • Kementerian LH panggil 8 perusahaan terkait gelondongan kayu

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq, menyampaikan duka yang mendalam atas bencana banjir di Sumatra.

Ia pun mengaku menyesal karena tidak mampu mendeteksi dini bencana dan menindaklanjutinya berupa pemberitahuan ke pemerintah daerah.

“Kita sangat berduka, kami sangat menyesal tidak mampu memberitahu hal ini lebih lanjut kepada pemerintahan daerah sehingga menimbulkan korban jiwa,” ujar dia di Jakarta Pusat, Senin (1/12/2025).

“Ini juga ketidakmampuan kita mendeteksi potensi bencana yang terjadi akibat perubahan iklim ini. Kalau tidak ada perubahan iklim, mungkin ini tidak akan terjadi,” lanjutnya.

1. Siklon Tropis Senyar mengakibatkan hujan ekstrem di Sumatra

Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Hanif menjelaskan, Siklon Tropis Senyar yang masuk ke wilayah Sumatra mengakibatkan curah hujan ekstrem hingga 330 mm per hari pada 24 dan 25 November 2025. Hal tersebut mengakibatkan banjir parah di Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat.

“Kita tidak pernah membayangkan bagaimana Siklon itu bisa sampai ke kita. Ini kan di luar dugaan dan kemampuan landscape kita,” ujar dia.

“Yang terbanyak korbannya Sumatra Utara di DAS Batang Toru. Batang Toru ini memang DAS-nya jadi kotanya Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah, ini ada di sisi lembahnya. Kemudian dia curam, sementara di curamnya itu ada aktivitas (perusahaan),” imbuhnya.

2. Terdapat delapan perusahaan diduga berkontribusi memperparah banjir

Potret banjir bandang di Sumatra. (Dok. BNPB)

Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengungkap, terdapat delapan perusahaan yang beraktivitas di sekitar aliran sungai (DAS) Batang Toru, Tapanuli Selatan (Tapsel). Terdiri dari perusahaan tanaman industri, tambang emas hingga perusahaan sawit.

Hanif menyebut, aktivitas mereka diduga berkonstibusi memperparah banjir di Sumut.

“Ada delapan yang berdasarkan analisa citra satelit kami berkonstibusi memperparah hujan ini,” ujar Hanif.

3. Kementerian LH panggil 8 perusahaan

Potret banjir bandang di Sumatra. (Dok. BNPB)

Deputi Penegakkan Hukum (Gakkum) Kementerian Lingkungan Hidup pun memanggil delapan perusahaan itu pada Senin, 8 Desember 2025.

Pemanggilan dilakukan untuk mengklarifikasi soal gelondongan kayu yang hanyut diduga berasal dari aktivitas di sekitar DAS Batang Toru.

“Kita panggil, kemudian kita minta mereka menjelaskan semua persoalannya termasuk menghadirkan citra satelit resolusi sangat tinggi pada saat kejadian supaya bisa membuktikan ini kayu itu dari mana asalnya, sehingga citra satelit itu harus dibawa ke kita untuk kita rumuskan,” kata Hanif.

Setelah itu, Kementerian Lingkungan Hidup akan mengevalusi semua persetujuan lingkungan yang ada di DAS Batang Toru. Kementerian akan memakai garis dasar kemampuan perusahaan terkait dengan kajian penahanan curah hujan.

“Kalau tidak di atas itu, kami akan segera merivisi persetujuan lingkungannya atau menghentikan kegiatan, kami juga berdasarkan hasil verifikasi awal seandainya hari Minggu sudah ada data-data, maka kami akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan, apakah penghentian kegiatan dan seterusnya,” ujar Hanif.

Hanif menegaskan, terkait bencana ini harus ada pihak yang bertanggungjawab.

“Ini kan memang harus ada yang tanggung jawab terkait dengan bencana ini. Bukan berarti kita tidak sedang berbelasungkawa,” ujarnya.

Editorial Team