Menteri LHK Pamer Pengelolaan Gambut di Indonesia ke 14 Negara

Jakarta, IDN Times — Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengikuti workshop internasional tentang perlindungan dan pengelolaan ekosistem lahan Gambut bersama perwakilan dari 14 negara di Pekanbaru, Riau, pada 13-15 Desember.
Dalam workshop tersebut, Siti memamerkan upaya Indonesia dalam mengelola lahan gambut serta mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
“Indonesia siap berbagi pengalaman dan bertukar pembelajaran. Saya berharap lokakarya hari ini akan mengumpulkan dan menyatukan dukungan kita bersama terhadap perlindungan dan pengelolaan ekosistem lahan gambut,” kata Siti dalam keterangan tertulis, Rabu (14/12/2022).
1. Menteri LHK Siti Nurbaya singgung karhutla 2015
Siti Nurbaya menyebut Indonesia telah mengatur pengelolaan lahan gambut sejak 1990. Namun pada tahun 2015 sejak terjadinya Karhutla, upaya pengelolaan lahan gambut kembali dirumuskan untuk menguatkan kebijakan gambut, implementasi pemulihan dan perbaikan, serta law enforcement.
Sebagai informasi Indonesia pernah mengalami karhutla hebat yang berdampak pada 31 provinsi pada 2015 silam. Cakupan kebakaran terluas terjadi di Sumatra Selatan, Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Papua. Luasan hutan dan lahan yang terbakar sepanjang 2015 itu mencapai 2,51 juta hektar dengan 33 persen merupakan lahan gambut.
“Reformasi ini berdampak pada implementasi kebijakan di lapangan dalam waktu singkat. Alhamdulillah salah satu hasilnya Indonesia berhasil terhindar dari bencana asap dalam beberapa tahun terakhir," ujar Siti.
2. Pamer keberhasilan Indonesia inventarisasi lahan gambut
Kemudian Siti menjelaskan keberhasilan Indonesia dalam menginventarisasi lahan gambut seluas 24.218.491 ha yang terbentuk menjadi 865 Kesatuan Hidrologi Gambut.
Sekitar 3,6 juta ha gambut direstorasi pada lahan konsesi dan target 49,8 juta di APL. Untuk itu telah dibangun 28.105 unit dan 9.153 unit pembangunan sekat kanal. Selain itu multipihak terlibat dalam Program Desa Lindung Gambut Mandiri atau Desa Mandiri Peduli Gambut.
“Indonesia telah menjadikan restorasi gambut dan pencegahan kebakaran lahan gambut sebagai salah satu fokus utama dalam Net Sink Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lain (FoLU) 2030,” kata Siti.
3. Klaim KLHK restorasi gambut hingga 300 ribu ha
Menurut klaim KLHK pada tahun 2019 hingga 2022, Indonesia terus melakukan perbaikan restorasi gambut seluas 300 ribu hektar di pemegang konsesi. Selain itu, 230 desa dengan luas 50 ribu hektar telah dilaksanakan restorasi dengan melibatkan masyarakat setempat.
Siti mengatakan berbagai pengalaman ini juga menjadi isu penting yang disepakati para pemimpin dunia saat Presidensi G20 Indonesia, di bawah kelompok kerja lingkungan dan iklim. Para pemimpin G20 mengakui bahwa ekosistem gambut penting untuk mendukung upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Dalam lokakarya ini turut hadir Duta Besar Fiji untuk Indonesia, Gubernur Riau, Dirjen dan Tenaga Ahli Menteri LHK, BRGM, perwakilan ASEAN, Lembaga Internasional, dan perwakilan anggota G20. Selain lokakarya di Pekanbaru, dalam agendanya peserta dari 14 negara juga akan melakukan kunjungan ke beberapa lokasi restorasi gambut di Kota Dumai, Bengkalis dan Kabupaten Siak.