Evakuasi para korban kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang. (IDN Times/Alfi Ramadana)
Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta, mengatakan, kerusuhan terjadi pada pukul 21.58 WIB setelah pertandingan selesai. Saat itu, pemain dan official Persebaya Surabaya dari lapangan masuk ke dalam kamar ganti pemain.
“Dilempari oleh Aremania dari atas tribun dengan botol air mineral, air mineral gelas dan lain-lain,” kata Nico lewat keterangan tertulisnya.
Pada pukul 22.00 WIB, saat pemain dan official pemain Arema FC dari lapangan berjalan masuk menuju kamar ganti pemain, Aremania turun ke lapangan dan menyerang pemain dan official Arema FC. Polisi pun melakukan pengamanan dengan membawa pemain masuk ke dalam kamar ganti.
“Selanjutnya Aremania yang turun ke lapangan semakin banyak dan menyerang aparat keamanan, karena Aremania semakin brutal dan terus menyerang aparat keamanan serta diperingatkan beberapa kali tidak dihiraukan, kemudian aparat keamanan mengambil tindakan dengan menembakkan gas air mata ke arah suporter Arema yang menyerang,” ujar Nico.
“Tembakan gas air mata juga ada yang kearah tribun, di sisi lain suporter Aremania di tribun masih banyak. Kemudian Aremania yg berada di tribun berlari membubarkan diri keluar stadion,” imbuhnya.