Jakarta, IDN Times - Jumlah sampah plastik yang dihasilkan di Indonesia setiap tahun terus bertambah dan tidak berkelanjutan. Banyak sekali sampah plastik beracun yang kini mulai merusak sistem pangan dan kesehatan di kota maupun desa di tanah iar, mulai dari saluran air dan garis pantai.
jika tidak ada tindakan yang diambil, sampah plastik yang bocor ke lautan akan bisa meningkat menjadi 780.000 ton per tahun pada 2025 nanti.
Pada Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia di Davos awal tahun ini, Indonesia punya rencana baru untuk mengatasi polusi plastik yang bertujuan mengurangi kebocoran plastik di laut sebesar 70 persen dalam lima tahun ke depan.
Indonesia menargetkan pada 2040 bisa bebas polusi dan ingin mewujudkan prinsip bagaimana plastik tidak lagi berakhir di lautan. Pemerintah ingin menunjukkan caranya agar dapat bekerja sama dengan masyarakat untuk mengakhiri polusi plastik, hingga membangun masa depan lebih sehat dan berkelanjutan untuk anak cucu.
Chairwoman of Indonesia NPAP Indonesia, Sri Indrastuti Hadiputranto, mengatakan tanah air tengah menghadapi krisis polusi plastik yang meningkat.
"Indonesia negara yang menghasilkan sekitar 6,8 juta ton sampah plastik per tahun, 70 persen dari sampah plastik diperkirakan 4,8 juta ton sampah yang salah di urus. Secara umum, sampah di Indonesia 78 persen dibakar, 13 persen dibuang begitu saja, dan 9 persen dibuang ke sungai hingga ke laut" kata Sri pada Kamis (26/11).
Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Kemitraan Aksi Plastik Global dibentuk oleh Dunia Forum Ekonomi untuk meluncurkan Indonesia National Plastic Action Partnership (NPAP) di awal 2019. Hal itu dilakukan untuk mengurangi polusi plastik hingga 70 persen dalam sampah plastik laut negara pada tahun 2025.
Tindakan dan investasi ini dibutuhkan seluruh sistem plastik Skenario Perubahan Sistem (SCS) yang menggabungkan lima perubahan sistem. Sehingga, secara bersama-sama bakal berkurang kebocoran laut di Indonesia sebesar 70 persen pada tahun 2025.