Jakarta, IDN Times - Jarum jam di arlogiku baru menunjukkan pukul sembilan lewat lima menit, tapi mentari pagi hari itu rasanya enggan mau bersahabat. Saat perahu yang membawa IDN Times berlayar melewati garis Pantai Watu Dodol Banyuwangi, mentari pagi bangkit dari ufuk timur, tempat ia bersembunyi semalaman suntuk.
Laut tampak tenang, bagai cermin besar yang memantulkan cahaya. Barisan pegunungan di Bali Barat menjulang tinggi dengan anggun menambah kesan eksotisme pantai Watu Dodol. Ia berhasil membius kami sampai-sampai hilang akal.
Udara pagi masih bisa kuhirup segar. Suara mesin perahu berpadu dengan nyanyian laut yang menenangkan. Kurang dua puluh menit berlayar, birunya air laut berubah semakin jernih. Ini menandakan dunia bawah laut siap menyambut siapa pun yang datang dengan rasa penasarannya yang bergejolak.
Ombak kecil berkejaran di tepian pantai saat kapal perahu bergerak pelan. Sang nahkoda tak pernah sungkan menerangkan eksotisme Selat Bali dan lukisan alamnya yang terlalu mempesona.
"Itu barisan pegunungan yang ada di Bali Barat. Kalau mau foto-foto di bawah, taro saja hp-nya di atas kaca perahu," ujarnya singkat dan penuh antusias, tak mau membiarkan penumpangnya kecewa.
