Surabaya, IDN Times - Keriuhan peresmian pasangan calon presiden dan wakil presiden sangat terasa dalam seminggu belakangan ini, salah satunya tentu saja di media sosial seperti Twitter serta Facebook. Percakapan (atau barangkali lebih tepat disebut sebagai debat kusir) didominasi oleh ulama mana yang harus diikuti, uang Rp1 triliun milik Sandiaga Uno, atau tentang drama pembatalan pencalonan Mahfud MD sebagai pasangan Joko Widodo (Jokowi). Minim sekali perdebatan mengenai visi, misi dan program.
Bahkan, kini mulai bermunculan narasi tentang golput (golongan putih) karena beragam alasan, misalnya, tak puas dengan dua pasangan yang akan berkontestasi pada 2019. Mereka dianggap terlalu elit, tidak memerhatikan realita masyarakat Indonesia yang beragam, serta tak punya rekam jejak yang cukup baik untuk didukung oleh kalangan pemilih mengambang.
"'Golput emang hak. Tapi ingat, it doesn’t fix anything.' Obviously. And why I should fix mistakes I don't make? Why don't people realize their own mistakes? Memilih yang terbaik di antara pilihan-pilihan buruk adalah kesalahan. Kalian yang melakukan. Perbaikilah sendiri," tulis akun @trendingtopic yang kini sudah mendapat 194 retweets dan 203 likes.