Jakarta, IDN Times - Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia Meutya Hafid mengungkapkan, Indonesia punya komitmen dalam membangun tata kelola kecerdasan buatan (AI) yang inklusif dan berimbang.
Hal ini dia sampaikan di Ministerial Meeting of GPAI Members and Interested Countries, bagian dari AI Action Summit yang berlangsung di Paris pada 9 Februari 2025. Dia mengungkapkan peran strategis Indonesia dalam menjembatani kepentingan negara berkembang dan maju dalam kebijakan AI global.
"Indonesia percaya bahwa tata kelola AI harus berbasis keadilan, inklusivitas, dan keamanan. Kami ingin memastikan bahwa kebijakan AI global tidak hanya mencerminkan kepentingan negara maju, tetapi juga memperhitungkan realitas negara berkembang seperti Indonesia," kata Meutya Hafid dalam sambutannya di Kementerian Urusan Eropa dan Luar Negeri Prancis, dikutip Selasa (11/2/2025).