Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertahanan tengah menyusun mekanisme untuk merekrut 25 ribu anak muda agar bergabung menjadi tentara komponen cadangan (Komcad). Meski menuai protes dari beberapa pihak, pemerintah tetap berencana membuka pendaftaran pada 2021. Kemenhan menjelaskan program ini merupakan bagian dari aksi bela dan cinta terhadap negara.
Salah satu kriteria yang akan ditetapkan ketika rekrutmen dibuka yakni usianya berusia 18 hingga 35 tahun. Pelamar boleh perempuan atau laki-laki dan akan dilakukan seleksi.
IDN Times sempat berbincang dengan tiga millennial mengenai program yang disebut KomCad tersebut. Dari tiga millennial itu, hanya satu yang pernah mendengar mengenai program Komcad. Namun ketiganya menolak untuk bergabung dengan program Komcad.
Bintang (24) yang kini masih berstatus mahasiswa mengatakan tak berminat karena manfaat yang dia peroleh tidak sepadan dengan yang akan diberikan oleh negara. Apalagi untuk kepentingan jangka panjang.
"Lagi pula, Indonesia kan masih dalam posisi yang aman, di mana keamanan negara saat ini tidak menjadi prioritas," ungkap Bintang melalui pesan pendek pada Kamis, 28 Januari 2021.
Senada dengan Bintang, Hapsari (29) turut menilai bagi negara berkembang memperkuat sektor militer bukan sesuatu yang mendesak untuk dilakukan. Alih-alih memperkuat militer, ia mengusulkan agar dana yang akan dikeluarkan untuk program Komcad digunakan bagi sektor pendidikan atau membangun kesadaran menghadapi bencana.
"Konsep Komcad ini kan seperti hubungan tanpa status. Kita ibarat diberi harapan palsu oleh pemerintah. Output (programnya) gak jelas, impact dan matriksnya juga gak ada. Jadi, ini tuh kayak program yang buang-buang anggaran aja," tutur dia yang dihubungi melalui telepon pada Kamis kemarin.
Bukan hanya itu, millennials mengaku khawatir bila warga sipil difasilitasi dan diberi pelatihan militer oleh pemerintah. Mengapa?