Kegiatan safari politik Anies Baswedan ke sejumlah wilayah sebagai bakal calon presiden Partai NasDem. (Instagram/@aniesbaswedan).
AHY lantas menyoroti masa kampanye yang singkat pada Pemilu 2024. Dia menegaskan kampanye yang hanya 75 hari itu dirasa tidak efektif menginformasikan gagasan kepada masyarakat di seluruh Indonesia.
Makanya, dia mendorong agar pasangan calon (paslon) di Pilpres 2024 dari KPP segera dideklarasikan dan mesin bisa mulai bekerja efektif.
"Rasanya 75 hari itu tidak cukup, jika kita punya harapan besar menjangkau masyarakat kita di seluruh pelosok Indonesia, tentu tidak berbicara hanya yang ada di Jakarta atau kota-kota besar lainnya. Dengan demikian perlu mesin yang bekerja dengan sangat efektif," kata AHY.
Dia tak memungkiri, belakangan ini banyak upaya agar KPP batal mendukung Anies maju sebagai capres di 2024. Menurut dia, framing tersebut sengaja dibuat untuk menghentikan langkah politik Demokrat, NasDem, dan PKS yang tergabung di KPP.
Padahal, AHY menyebut, masyarakat banyak yang menginginkan adanya perubahan arah politik.
"Padahal faktanya di lapangan, kalau kita lebih rajin dan lebih bersedia mendengarkan suara rakyat, semakin banyak yang ingin perubahan. Bukan hanya sekadar perubahan ganti presiden, bukan. Pergantian rezim, bukan," tegas AHY.
"Pergantian akan terjadi dengan sendirinya, tetapi perubahan dan perbaikan yang mendasar, yang fundamental," lanjut dia.