Siswa SD di salah satu distrik di Asmat (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Lebih lanjut, Lin menjelaskan, Dinas Pendidikan Asmat juga menggandeng tokoh agama dan masyarakat untuk ikut membantu mensosialisasikan pentingnya sekolah kepada warga Asmat. Sebab, kata dia, tak sedikit anak-anak Asmat kemampuan membaca, menulis dan menghitung di kelas enam SD masih kurang.
"kita menggandeng tokoh agama, masyarakat di kampung itu kita kolaborasi memberikan sosialisasi, puskesmas juga ikut turun ke kampung-kampung, kader posyandu juga dipakai untuk sosialisasi," ujarnya.
Wanita yang sudah menjadi guru hampir 30 tahun itu mengatakan, angka putus sekolah di Asmat paling tinggi berada di daerah Pulau Tiga. Daerah tersebut berada di zona merah. Pulau Tiga lokasinya berbatasan dengan Nduga.
"Kirim guru susah, karena tempatnya sedikit rawan, ada yang mau, ada yang gak mau," kata dia.
Lin menyebut, Dinas Pendidikan Asmat bahkan memberikan fasilitas rumah beserta fasiltas rumah tangga, apabila ada guru yang mau mengajar di Pulau Tiga.