Ilustrasi berdoa (IDN Times/Fikriyah Nurshafa)
Dikisahkan dalam Alquran, Nabi Zakaria tidak pernah berhenti berdoa kepada Allah SWT supaya ia dapat memiliki keturunan.
Melalui doa, Nabi Zakaria juga mengakui kelemahannya di hadapan sang Ilahi. Ia berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT dan tetap yakin sang Khalik akan mengabulkan doa yang dipanjatkan setiap hari.
Berikut adalah kisah perjuangan Nabi Zakaria dalam berdoa untuk bisa memiliki keturunan.
قَالَ رَبِّ إِنِّى وَهَنَ ٱلْعَظْمُ مِنِّى وَٱشْتَعَلَ ٱلرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنۢ بِدُعَآئِكَ رَبِّ شَقِيًّا
Qāla rabbi innī wahanal-'aẓmu minnī wasyta'alar-ra`su syaibaw wa lam akum bidu'ā`ika rabbi syaqiyyā
Artinya: Ia berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. (Qs. Maryam :4)
وَإِنِّى خِفْتُ ٱلْمَوَٰلِىَ مِن وَرَآءِى وَكَانَتِ ٱمْرَأَتِى عَاقِرًا فَهَبْ لِى مِن لَّدُنكَ وَلِيًّا
Wa innī khiftul-mawāliya miw warā`ī wa kānatimra`atī 'āqiran fa hab lī mil ladungka waliyyā
Artinya: Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, (Qs. Maryam : 5)
يَرِثُنِى وَيَرِثُ مِنْ ءَالِ يَعْقُوبَ ۖ وَٱجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا
Yariṡunī wa yariṡu min āli ya'qụba waj'al-hu rabbi raḍiyyā
Artinya: Yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagiaan keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridai. (Qs. Maryam : 6)