Ilustrasi - Tim gabungan TNI-Polri berhasil menemukan dua senjata api di tempat persinggahan KKB di Oksamol, Papua. (dok. Satgas Nemangkawi)
Kedua tenaga kesehatan ini tengah dirawat dalam satu kamar. Kemudian, mereka kembali menceritakan kronologi saat anggota KKB menyerang mereka. Mereka mengatakan dr Restu tak memegang senjata api karena dia juga terluka.
"Apa yang beredar di luar sangat tidak benar dan itu perbuatan yang keji karena keberadaan kami semua untuk menolong masyarakat agar mendapat pelayanan kesehatan," ungkap keduanya yang dirawat dalam satu kamar.
Kristina mengaku, saat insiden pembakaran dan perusakan terjadi mereka berempat melarikan diri dengan melompat ke jurang yang ada di dekat puskesmas. Massa yang merupakan masyarakat Kiwirok ikut mengejar dengan membawa panah dan senjata tajam hingga melukai para nakes.
"Kami berempat yakni saya, Katrianti Tandila, Marselinus Ola Atanila dan almarhum Gabriela Meilan lompat ke jurang, namun mereka tetap mengejar dan menganiaya," ungkap Kristina Sampe.
Kristina mengungkapkan dirinya terjatuh paling dalam, yakni sekitar 500 meter. Dia bertahan dengan minum air hujan selama tiga hari sebelum dievakuasi personel TNI-Polri.