Peletakan batu pertama masjid hadiah dari Pangeran Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan untuk Presiden Joko Widodo di Solo. (Dokumentasi Humas Pemkot Solo)
Selain memberikan nama jalan Jokowi, Pangeran Sheikh Mohammed bin Zayen Al Nahyan juga menghibahkan masjid megah di Kota Solo. Dubes Husin sempat menyebut masjid di Solo duplikasi Masjid Agung Sheikh Zayed yang ada di Abu Dhabi.
"Kurang lebih biaya yang diberikan itu 20 juta US dolar atau hampir Rp300 miliar. Semua biaya mereka yang menanggung," ungkap Dubes Husin ketika dihubungi IDN Times melalui telepon pada 20 Oktober 2020.
Pembangunan Masjid Agung Sheikh Zayed pun dimulai pada 6 Maret 2021. Peletakan batu pertama dipimpin langsung oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Menurut Yaqut, pendirian masjid ini juga memberi arti khusus bagi kedua negara. Hak intelektual desain Masjid Agung Sheikh Zayed ini, kata dia, milik Pangeran Mohammed bin Zayed al-Nahyan.
"Pembangunan Masjid Agung Sheikh Zayed di Solo ini menunjukkan kedekatan dan hubungan harmonis antara Indonesia dan Uni Emirat Arab, khususnya antara Presiden Jokowi dan Pangeran Sheikh Mohamed bin Zayed al-Nahyan yang semakin intensif dalam dua tahun terakhir," ujar Menag Yaqut melalui keterangan tertulis pada 6 Maret 2021.
Selain masjid dan nama jalan, UEA juga membantu pembangunan gedung KBRI di Abu Dhabi. Dubes Husin mengatakan saat ini perwakilan Indonesia masih menyewa gedung yang digunakan sebagai KBRI.
"Tempatnya nanti akan lebih bagus, berlokasi di area yang strategis. Jadi, nanti yang dibangunkan itu kedutaan dan wisma dubes itu satu paket. Waktu pembangunannya nanti dimulai Desember 2020," ungkap dia.
Ia bahkan menyebut gedung KBRI di Abu Dhabi akan menjadi gedung kedutaan yang paling modern di dunia. Pembangunan gedung KBRI direncanakan akan rampung pada tahun 2022 mendatang.