Jakarta, IDN Times - Nama Aman Abdurrahman kembali mencuat dalam peristiwa kerusuhan di rutan cabang Salemba di kompleks Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, pada Selasa (8/5). Ratusan narapidana teroris menuntut bertemu Aman, orang yang dituding menjadi otak Bom Thamrin pada 2016.
Kadiv Humas Polri Irjen (Pol) Setyo Wasisto tidak membantah, salah satu tuntutan napi teroris agar dipertemukan dengan Aman.
"Kalau dibilang ada hubungan dengan Aman, memang ada tuntutan itu," ujar Setyo, Kamis (10/5).
Menurut Setyo, pertemuan itu nyatanya sudah sempat terpenuhi. Pengacara Aman, Asludin Hatjani, membenarkan kliennya ditahan di rutan Kompleks Mako Brimob. Tapi tidak dijadikan satu dengan lokasi blok yang terjadi kerusuhan.
Aman pernah ditahan sembilan tahun di Lapas Nusa Kambangan. Tetapi, tak lama bebas dengan pemotongan masa tahanan lima bulan, polisi kembali menangkap Aman pada 18 Agustus 2017. Polri menetapkan Aman sebagai tersangka kasus bom Thamrin yang menewaskan delapan orang dan melukai 25 orang lainnya.
Proses persidangan hingga saat ini masih bergulir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Lalu, siapa sebenarnya Aman dan mengapa ia bisa memiliki banyak pengikut?