Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD mengaku tidak mau terlalu percaya diri meski namanya kini kembali masuk bursa bakal calon wakil presiden. Nama Mahfud masuk lima besar bakal cawapres versi survei Indikator Politik Indonesia (IPI) yang dirilis pada 4 Juni 2023.
Hasil survei IPI menunjukkan, Mahfud ada di posisi keempat dengan elektabilitas 11,8 persen. Sementara, di atas Mahfud terdapat Sandiaga Uno (12 persen), Ridwan Kamil (14,8 persen) dan Erick Thohir (14,8 persen). Itu ketika responden IPI yang mencapai 1.230 diminta memilih dari 22 nama bakal cawapres.
Ketika pilihannya dibatasi menjadi 18 nama, posisi Mahfud lebih baik. Ia ada di posisi ketiga dengan elektabilitas 13,4 persen. Di atas Mahfud terdapat Ridwan Kamil (15,4 persen) dan Erick Thohir (15,5 persen).
Menanggapi hasil survei tersebut, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu mencoba realistis. "Survei itu berlaku pada rentang waktu survei. Kalau survei di waktu yang berbeda, maka bisa saja hasil surveinya juga berbeda," ungkap Mahfud di dalam keterangan tertulis pada Kamis (8/6/2023).
Ia pun tak ingin terburu-buru kembali menyimpulkan bahwa peluangnya pada 2024 terbuka lebih lebar untuk menjadi bakal cawapres. Mahfud benar-benar belajar dari pengalaman pahit dalam pilpres 2019 lalu. Menurut Mahfud, penentu akhirnya apakah ia bakal maju menjadi bakal cawapres ada di tangan partai politik.
"Harus diingat yang menentukan pasangan capres atau cawapres itu parpol atau koalisi parpol. Parpol menentukan nama pasangan bukan semata-mata berdasarkan hasil survei. Ada juga pertimbangan mengenai kapabilitas, integritas hingga rekam jejak," katanya lagi.
Apa rencana Mahfud bila dalam pemilu 2024 tidak ada satu pun parpol yang meminangnya?