Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Marisa Safitri
IDN Times/Marisa Safitri

Jakarta, IDN Times - Dinamika perpolitikan Indonesia sedang panas-panasnya. Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta KH. Nasaruddin Umar, MA, Ph.D menganggap situasi saat ini merupakan risiko sebuah negara demokrasi yang baru berkembang.

Nasaruddin menganggap hal ini dapat menjadikan Indonesia negara demokrasi terbesar di dunia walaupun usianya tidak sebanding dengan negara demokrasi lain

Kendati demikian, Nasaruddin menilai Masjid Istiqlal sebagai pusat spiritual yang berada di tengah Jakarta dapat menjadi penyejuk di tengah kondisi saat ini.

1. Politik identitas adalah sesuatu yang objektif dan tidak bisa dihindari

Antara/Virna P Setyorini

Nasaruddin menjelaskan bahwa politik identitas yang tidak bisa terlepas dari ijtima ulama yang terjadi saat ini, merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Menurutnya, hal yang harus dihindari justru politik oligarki. Selama masih berada pada koridor konstitusi, hal tersebut tidak perlu dihalangi. Menurut Nasaruddin, Ijtima ulama memiliki plus minusnya tersendiri.

“Ijtima ulama plusnya minimal bagi yang melakukan, minusnya mungkin bagi yang terusik akan hal itu,” ujar Nasarudin kepada IDN Times di Masjid Istiqlal Jakarta.

2. Masyarakat dibiasakan hidup beragam

IDN Times/Sukma Shakti

Menurut Nasaruddin, menyeragamkan Indonesia merupakan suatu hal yang tidak mungkin. Apalagi dengan latar belakang Indonesia yang beragam baik agama, suku, bahasa, dan budaya.

Tugas negara adalah bagaimana membiasakan bangsa dalam suasana keseragaman dalam perbedaan.

“Bukan tugas kita menyatukan, menghomogenkan, kita membiasakan diri kita hidup beragam,” menurut Nasaruddin.

3. Menurut Nasaruddin masyarakat sudah mulai cerdas

Dok.IDN Times/Istimewa

Masyarakat Indonesia sudah mulai cerdas dalam berpolitik. Menurut Nasaruddin, masyarakat tidak akan terpengaruh oleh aliran apa pun. Kata kuncinya adalah tingkat kecerdasan dan keyakinan negara kepada masyarakat.

“Keyakinan kepada masyarakat kita, mau pakai bumbu-bumbu ayat apa pun tapi kalau kita tidak bisa memberikan keyakinan kepada masyarakat, susah,” ujar Nasaruddin.

4. Toleransi menjadi kunci kehidupan

IDN Times/Marisa Safitri

Toleransi antar umat beragama harus semakin diperkuat dan dimatangkan. Nasaruddin menganggap peristiwa yang terjadi beberapa hari kemarin sebagai bentuk pematangan dalam bertoleransi. Nasaruddin juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah marah atau pun membuat orang marah.

“Harus menjadi akhlakul karimah. Jangan menari di atas kendang yang ditabuh orang lain. Jangan pula seperti peribahasa kalah jadi abu menang jadi arang,” kata Nasaruddin.

Editorial Team