Agama pasti mengajarkan kita untuk berbuat baik. Agama ingin kita memahami, menafsirkan dan mempraktikkan ajaran positif yang ada di dalamnya. Namun, kesempatan untuk belajar tersebut justru dibatasi oleh banyak orang. Pembatasan ini bukan hanya pada gender lagi, tapi diskriminasi terhadap transgender.
Seperti yang kita ketahui, pada Februari 2016 kemarin, Pesantren Al-Fatah di Yogyakarta ditutup paksa oleh Front Jihad Islam (FJI). Seperti dilansir Thejakartapost.com, pesantren di wilayah Kotagede ini dikenal sebagai satu-satunya tempat yang mau menerima warga transgender di Yogyakarta.
Saat itu, komandan FJI, Abu Hamdan mengatakan kalau pihaknya ingin meluruskan pesantren yang dianggap 'tidak di jalan yang benar'. Pada pesantren yang terbentuk pada 2008 ini telah didukung oleh Universitas Nahdlatul Ulama di Jepara, Jawa Tengah. Dalam pesantren ini sendiri diterima berbagai kalangan, termasuk transgender.