Jakarta, IDN Times - Mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai terlihat geram ketika mengetahui namanya tak lolos di tahap pertama seleksi capim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia mengaku tak habis pikir mengapa namanya sudah gugur di tingkat administrasi. Apalagi ia mengaku sudah mengurus semua dokumen sesuai yang disyaratkan oleh panitia seleksi.
"Padahal, saya sudah cek kesehatan di rumah sakit elit di RS Fatmawati, di mana biayanya tidak murah. Saya ini sudah memenuhi semua dokumen yang disyaratkan. Apa tiba-tiba berkasnya hilang atau bagaimana?," tanya Natalius di program Indonesia Lawyer's Club (ILC) yang tayang di stasiun tvOne pada Selasa malam (23/7).
Menurut Natalius, dirinya layak dipertimbangkan untuk menjadi satu dari lima pimpinan institusi antirasuah. Lantaran, sebelumnya ia juga sudah lolos dalam proses menjadi komisioner Komnas HAM.
"Saya itu ikut proses seleksi menjadi komisioner Komnas HAM tahun 2012, saat itu ketua tim panselnya Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie. Dari 400 orang yang ikut seleksi, saya ini ada di peringkat ke-3," tutur dia di program tersebut.
Apabila pansel meragukan rekam jejaknya, Natalius pun mempersilakan untuk bertanya kepada Haris Azhar yang turut hadir di program yang sama. Lantaran kesal tak mendapat jawaban, maka ia pun menuding pansel memiliki motif politik. Mereka dituding sengaja tak meloloskan namanya gara-gara ia merupakan pendukung capres nomor urut 02, Prabowo Subianto. Wah, apa benar begitu ya?
