Dalam sidang tersebut, jaksa menanyakan pada Erwin soal percakapan di grup WhatApp:
Fayakhun Andriadi: Bro tadi saya sudah ketemu onta, SN dan Kahar. Semula dari KaBa (Kepala Bakamla) yang sudah Ok drones, satmon belum. Tapi saya sudah 'paksa' bahwa harus drones + satmon total 850. Onta sudah konfirm dengan KaBa dan saya, ok untuk fahmi dapat 2 items, drones dan satmon, 850. Sekarang semestinya onta ketemu fahmi. Begitu OK, saya perlukan Senin dimulai didrop
Erwin Arief: Ok nanti aku kabarin Fahmi sekarang
"Fahmi Alhabsy waktu itu konfirmasi, karena yang akan turun itu 850 (Rp850 miliar) dan itu yang komitmen Fahmi Darmawansyah dan Fahmi Alhabsy," jawab Erwin.
Fahmi Alhabsy alias Ali Fahmi atau juga dipanggil onta adalah Staf khusus Kepala Bakamla (KaBa) Arie Sudewo. Ali Fahmi menawarkan kepada Direktur PT Merial Esa Fahmi Darmawansyah untuk main proyek di Bakamla dengan memberikan fee sebesar 15 persen dari nilai pengadaan.
"Kalau Kahar siapa?" tanya jaksa.
"Saya tidak tahu," jawab Erwin.
"Waktu itu deal antara Fahmi Alhabsy dan Fahmi Darmawansyah, waktu itu Fahmi Alhabsy tanya ke saya, apa Fahmi tetap commit. Saya jawab, saya mengerti dan akan saya sampaikan karena waktu itu komunikasinya antara Ali Fahmi dan Fahmi, tapi Ali Fahmi ke saya, dan saya ke dami," ungkap Erwin.
"Kalau kalimat `Bro tadi saya sudah ketemu onta, SN dan Kahar. Semula dari KaBa yang sudah Ok drones, satmon belum. Tapi saya sudah "paksa" bahwa harus drones + satmon total 850, maksudnya apa?" tanya jaksa.
"Pak Fayakhun waktu itu confirm` dana yang akan turun Rp450 miliar dan itu yang komitmennya Pak Fahmi dan Pak Fayakhun dan Fayakhun minta tolong apakah onta lalu saya blang, nanti akan saya sampaikan. Fahmi Habsyi itu keturunan Arab akhirnya dipanggilnya onta," jawab Erwin.