Jakarta, IDN Times - Penyidik Novel Baswedan tiba kembali di Tanah Air pada Rabu (12/2) usai bertolak ke Malaysia pada Selasa kemarin. Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu memenuhi undangan dari Perdana International Anti-Corruption Champion Foundation yang diketuai oleh Muhammad Salim Sundar. Novel diganjar penghargaan internasional antikorupsi dan diberikan secara langsung oleh Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Muhammad.
Selain Novel adapula wakil direktur jaksa penuntut, Anthony Kevin Morais yang turut dianugerahkan penghargaan itu. Namun, Anthony tewas terbunuh pada 2015 lalu ketika mengusut perkara rasuah di Malaysia. Jasadnya ditemukan dalam sebuah drum yang sudah diberikan semen.
Ketika memberikan sambutan PM Mahathir mengatakan penghargaan itu diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap pengorbanan yang sudah dikeluarkan oleh para pejabat berwenang yang telah berjuang memberantas korupsi.
"Malam ini, kita berada di sini untuk menghormati dua pekerja yang telah membayar biaya yang mahal dalam upaya mereka untuk memberantas korupsi," kata Mahathir seperti dikutip dari laman Free Malaysia Today edisi Selasa (11/2).
Ia mengakui ada banyak pekerja negara lainnya yang berani untuk memberantas korupsi dan mengalami risiko besar untuk menuntaskan pekerjaannya. Tetapi, penghargaan kepada Anthony dan Novel, disebutnya mewakili apresiasi yang sama bagi pekerja antikorupsi lainnya.
Biaya yang harus dibayar Novel untuk mengungkap kasus-kasus korupsi di KPK pun sangat besar. Ia harus kehilangan mata kirinya karena disiram air keras. Kini, untuk melihat, Novel mengandalkan mata kanannya. Bisa kah Novel bekerja dengan mengandalkan satu indera penglihatan?