Jakarta, IDN Times - Kasus teror yang dihadapi oleh penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan akan memasuki tahun kedua pada 11 April 2019. Lalu, apa progres dari kasus air keras yang nyaris merenggut kedua indera penglihatannya? Tidak ada.
Itu sebabnya dalam sebuah diskusi yang digelar di kafe D'Consulate Cikini, Jakarta Pusat pada Sabtu (23/2), Novel dengan tegas mengatakan pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo sudah keterlaluan karena telah membiarkan kasusnya menguap begitu saja.
"Saya tidak membawa ini ke arah politik tapi sedang membicarakan, kok keterlaluan sekali. Kok sekian lama malah tetap dibiarkan," ujar Novel dalam dialog tersebut.
Menurut Novel, Presiden Joko "Jokowi" Widodo pasti sudah mengetahui semua serangan yang dialamatkan ke KPK sama sekali tidak ada yang berhasil diungkap. Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta itu dinilai diam saja. Padahal, Jokowi kerap menyampaikan pro terhadap program pemberantasan korupsi.
"Saya melihat kembali dalam beberapa penyampaian Beliau, Beliau mendukung pemberantasan korupsi, mendukung KPK dan lain-lain. Ini kok tidak terlihat (komitmennya) ketika banyak pegawai KPK lebih dari lima banyak yang diserang dan bahkan ketika terjadi kasus besar yang mengungkap kasus itu malah diteror secara fisik dan psikologis. Ini malah tidak didukung oleh Presiden," kata Novel.
Lalu, apa komentar Novel mengenai langkah dari penyidik Polri yang telah menetapkan satu orang tersangka dalam kasus penganiayaan terhadap penyelidik Muhammad Gilang Wicaksana?