Setelah menjalani rehabilitasi, para deportan Turki pun dipulangkan ke tempat asalnya masing-masing. Namun, berbeda halnya dengan satu keluarga ini. Si ayah kandung bersama anaknya memulai lembaran hidup baru dengan tenang, sembari menjalani proses pengobatan. Ada satu hal yang membuat Neneng terenyuh, yaitu saat si ayah kandung mengutarakan hal di luar dugaannya.
"Dia bilang begini 'Bu Neneng, kalau Bunda (sebutan untuk mantan isteri) masih mau sama saya, akan saya bawa pulang sekalian. Saya maafkan semua kesalahannya'. Tapi ya gimana bisa rujuk, kan mantan isterinya sudah menikah lagi," ujar Neneng.
Sementara, mantan isterinya bersama suami barunya kini hidup nomaden dari satu pesantren ke pesantren lain di Bogor, Jawa Barat. Mereka tak lagi punya tempat tinggal karena semua harta bendanya habis terjual.
"Setidaknya, mereka sekarang sudah mau berkomunikasi dengan masyarakat di luar kelompok mereka. Kalau dulu pas awal-awal, suami si ibu itu gak pernah balas ucapan salam saya. Dingin. Ekstrem. Kalau lagi wawasan kebangsaan dia diam saja. Sadis dulu pas masih dipenjara di Nusakambangan. Pokoknya ekstrem. Sekarang sudah mending. Ya namanya ideologi itu memang susah dihilangkan begitu saja," tutup Neneng.