ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Salah satu saran yang ditawarkan kepada orang Golput adalah untuk masuk ke dalam sistem. Namun, menurut pengamatan Mahardhika sendiri, partai-partai besar masih enggan melepaskan cengkeraman mereka sehingga anak muda pun malas mencalonkan diri.
"Pertimbangan pertama partai memang ya pragmatis saja, ya yang elektabilitas dan popularitasnya tinggi," kata dia. Tidak punya popularitas? Bisa jadi persyaratan lainnya adalah uang atau relasi di dalam tubuh partai.
"Anak muda sendiri melihat partai memang jenjang karirnya gak jelas. Terus dia harus punya patron di elite-nya untuk menempati posisi-posisi strategis kayak ketua, sekjen dan segala macam," jelas Mahardika.
"Partai itu tidak melihat apakah dia perempuan atau laki-laki. Partai tidak melihat muda atau dewasa. Kalau punya elektabilitas tinggi partai dengan mudah memberikan dukungan kepada si anak muda itu," imbuhnya.
Seseorang yang mendukung kelompok LGBT seperti Lini tentu sangat sulit diterima oleh partai politik saat ini. Artinya, selama partai-partai besar masih menganggap LGBT sebagai barang haram, politik progresif yang tak kenal kompromi tetap menemukan kebuntuan.