Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data impor Indonesia per Agustus 2018. Dalam laporan itu disebutkan nilai impor Indonesia Agustus 2018 mencapai US$16.839,5 juta atau turun US$1.457,6 juta (7,97 persen) dibanding Juli 2018. Hal tersebut disebabkan oleh turunnya nilai impor nonmigas sebesar US$1.843,2 juta (11,79 persen) meskipun nilai impor migas naik US$385,6 juta (14,50 persen).
Nilai impor nonmigas Indonesia Agustus 2018 mencapai US$13.793,9 juta, turun US$1.843,2 juta (11,79 persen) dibanding Juli 2018. Semenatra, selama tiga belas bulan terakhir, nilai impor migas tertinggi tercatat pada Agustus 2018 dengan nilai mencapai US$3.045,6 juta dan terendah terjadi di September 2017, yaitu US$1.934,6 juta. Sementara itu, nilai impor nonmigas tertinggi tercatat di Juli 2018, yaitu US$15.637,1 juta dan terendah di Juni 2018 dengan nilai US$9.126,9 juta.
Apabila dilihat lebih rinci tentang impor barang-barang yang mengalami peningkatan dan penurunan, diketahui bahwa penurunan terbesar dialami golongan mesin dan pesawat mekanik sebesar US$296,3 juta atau 11,31 persen. Diikuti oleh golongan besi dan baja US$288,6 juta (28,93 persen), kendaraan dan bagiannya US$156,6 juta (18,92 persen), bahan kimia organik US$138,9 juta (19,11 persen), serta plastik dan barang dari plastik US$102,0 juta (11,20 persen).
Sementara itu golongan susu, mentega, telur mengalami peningkatan terbesar, yaitu US$48,6 juta atau 94,19 persen. Golongan barang dengan peningkatan terbesar berikutnya adalah kapal laut dan bangunan terapung US$39,0 juta (47,04 persen), gula dan kembang gula US$34,1 juta (23,81 persen), perangkat optik US$19,0 juta (6,73 persen), serta golongan garam, belerang, kapur US$18,3 juta (22,56 persen).
“Apabila dilihat dari peranannya, sepuluh golongan barang di atas memberikan kontribusi 43,37 persen terhadap total impor nonmigas Indonesia Januari–Agustus 2018. Sementara nilai impor sepuluh golongan barang tersebut selama Januari–Agustus 2018 meningkat US$8.402,0 juta (22,78 persen) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,” papar Suhariyanto.