Jakarta, IDN Times - Internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kembali bergejolak, setelah sejumlah kadernya membelot mendukung Anies Baswedan pada Pemilu 2024. Mereka yang tergabung dalam Forum Ka'bah Membangun (FKM) pada 16 November 2022, mendeklarasikan dukungan pada Anies sebagai capres.
Padahal, FKM adalah organisasi eksternal yang dibentuk sebagian kader PPP bersama organisasi lain pendukung Anies. FKM dipimpin tokoh senior PPP, Habil Marati.
Dalam keterangan tertulisnya, Habil berambisi bakal mengerahkan PPP untuk mengawal Anies menjadi RI-1. Dia mengklaim, PPP hanya bisa selamat dan lolos Pemilu 2024 bila mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
"FKM memiliki kewajiban mandatory harus menyelamatkan PPP. Kami akan selamatkan PPP supaya memiliki kursi di atas 7 persen," ujar Habil, Sabtu (19/11/2022).
Tokoh PPP lainnya, Husnan Bey Fananie, berjanji akan mengerahkan 20 juta suara dari PPP untuk Anies. Sedangkan, menurut Sekretaris Jenderal FKM, Hasan Huseri Lubis, angka tersebut sangat mungkin dicapai meski suara resmi PPP pada 2019 hanya 6,3 juta.
Menurut Hasan, FKM adalah organisasi kemasyarakatan yang didirikan mantan anggota DPR RI dan mantan pengurus DPP PPP.
"Kami mungkin jumlahnya ada sekitar 1.000 mantan. Artinya, kami ini kan yang pernah turun ke dapil untuk melakukan sosialisasi," ungkap Hasan ketika dihubungi IDN Times melalui telepon pada Sabtu malam (19/11/2022).
Hasan pun memaparkan hitung-hitungan kasar. "Misalnya satu caleg, rata-rata bisa mengerahkan 20 ribu (suara), sekali lagi ini baru asumsi, kalau ada 1.000 caleg yang bisa meraih suara yang sama kan sudah 20 juta," katanya.
Hasan juga mengklaim PPP justru lebih akan diuntungkan bila nantinya mengusung Anies Baswedan pada Pemilu 2024. Mengapa demikian?