Jakarta, IDN Times - Persaudaraan Alumni (PA) 212 meminta lembaga Kepolisian Republik Indonesia (Polri) lebih peka terhadap dampak dari digelarnya konser Coldplay di Jakarta.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PA 212, Novel Bamukmin, menilai konser Coldplay bisa menimbulkan gejolak masyarakat. Mengingat grup band asal Inggris itu bertentangan dengan moral bangsa Indonesia karena mendukung kampanye LGBT.
Di samping itu, konser Coldplay juga digelar pada November 2023 mendatang bersamaan dengan memanasnya kontestasi politik jelang Pemilu 2024. Sehingga, acara itu berpotensi ditunggui kepentingan politik penguasa.
"Polri seharusnya peka terhadap konser apapun apalagi yang didatangkan dari luar, karena bisa menimbulkan gejolak di tengah masyarakat kalau yang konser itu membawa misi yang bertentangan dengan Pancasila, juga dengan norma-norma agama," kata dia kepada IDN Times, Selasa (16/5/2023).
"Apalagi di November suhu politik sedang berada di puncak yang memanas sehingga pro dan kontranya bisa ditunggangi oleh politik penguasa," lanjut Novel.