Padang, IDN Times - Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Andalas (Unand) Padang, Najmuddin M. Rasul menegaskan, pernyataan yang dilontarkan Ketua Bidang Politik dan Keamanan Dewan Pengurus Pusat Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Puan Maharani, dianggap memperkeruh suasana dan membuka peluang bagi warga Minang untuk berjarak dengan partainya.
Seharusnya kata Najmuddin, Puan tak menyebutkan harapannya terhadap Sumatra Barat (Sumbar) menjadi provinsi yang mendukung Negara Pancasila. Apalagi jika berkaca pada hasil Pemilu sebelumnya, PDI Perjuangan kurang mendapat dukungan di Sumbar.
Baik Puan maupun seluruh kader PDI Perjuangan seharusnya mencari, dan menerapkan strategi baru agar bisa diterima oleh masyarakat Sumbar. Bukan malah sebaliknya, melontarkan kalimat yang mengundang reaksi beragam dari publik di Ranah Minang.
Pada Pilkada serentak 9 Desember 2020 mendatang, warga Sumbar bakal memilih Gubernur dan Wakil Gubernur. Begitu juga dengan dua Wali Kota dan 11 Bupati. Pernyataan Puan yang dianggap blunder itu, menurut Najmuddin berdampak pada perolehan suara calon atau kandidat yang diusung oleh PDI Perjuangan.